Jabaran.id – Inovasi nyata dalam menyinergikan dunia pendidikan dengan kelestarian lingkungan hadir dari Kecamatan Sawangan. Kolaborasi strategis antara Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar (K3SD) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setempat meluncurkan program ‘Sera Mijel’ (Sembako Murah Minyak Jelantah), sebuah gerakan yang tidak hanya peduli kesehatan dan ekonomi, tetapi juga berdampak langsung pada pelestarian ekosistem.
Program yang di-launching secara resmi ini mendapat dukungan penuh dari seluruh jajaran pemerintahan di tingkat kecamatan. Menurut Ketua K3SD Kecamatan Sawangan, Suprayogi, program ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi antara sekolah dan lingkungan seperti kelurahan dan kecamatan dalam program pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan.

“Keberhasilan awal inisiatif ini terlihat dari partisipasi massal yang tercermin dari kehadiran seluruh lurah serta Kepala SDN di Kecamatan Sawangan dalam kegiatan tersebut,” ucapnya.
Kekuatan kolaborasi tersebut langsung membuahkan hasil yang fantastis. Suprayogi mengungkapkan pencapaian konkret dari partisipasi aktif seluruh sekolah dasar,
“Terkumpul 1.500 liter minyak jelantah dari SDN di Kecamatan Sawangan dan akan ditukarkan dengan minyak goreng dari Grenia. Mekanisme ini memberikan nilai tambah langsung bagi masyarakat, mengubah limbah rumah tangga menjadi sembako murah yang bermanfaat,” tuturmya.

Sementara itu, Camat Sawangan, Anwar Nasihin, menekankan bahwa program Sera Mijel sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan, karena linier dengan program yang berkaitan dengan lingkungan.
“Minyak jelantah yang dikumpulkan akan dibuat jadi bio faktur, kegiatan ini untuk menyiapkan lingkungan yang lebih baik di masa depan,” ucapnya.
Camat Anwar Nasihin juga memberikan penjelasan komprehensif mengenai dampak ganda dari penanganan minyak jelantah yang keliru. Dari aspek kesehatan, minyak jelantah yang sudah dipakai berulang-ulang tentunya bisa berdampak pada kesehatan.
“Lalu minyak jelantah yang dibuang sembarangan tentunya berdampak besar, karena tidak bisa hilang dan akan terus ada di lingkungan,” terangnya.

Penjelasan ini memberikan konteks yang mendalam tentang urgensi program Sera Mijel, yang tidak hanya mengedukasi tentang kesehatan, tetapi juga mencegah kerusakan ekosistem yang bersifat permanen.
Kabid Pendidikan SD di Dinas Pendidikan Kota Depok, Raden Muchamad Zakkya Fauzan menuturka, melalui kolaborasi yang solid antara dunia pendidikan (K3SD dan PGRI), pemerintah daerah (Kelurahan dan Kecamatan), dan pihak swasta (Grenia), tercipta sebuah ekosistem yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model yang diadopsi secara lebih luas, menyiapkan generasi mendatang untuk hidup di lingkungan yang lebih sehat dan lestari, sekaligus membangun Kesehatan kolektif bahwa setiap elemen masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga planet ini,” katanya. (*)
