Jabaran.id – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 di tahun 2025, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ) Kota Depok menggelar sebuah event olahraga akbar yang mempersatukan seluruh guru di wilayahnya. Turnamen voli antar cabang PGRI ini diikuti oleh 11 tim lengkap perwakilan dari setiap kecamatan, ditambah satu cabang khusus SMP Kecamatan Tapos, menjadikannya ajang memobilisasi ratusan pendidik di kota ini.
Ketua PGRI Kota Depok, Nisar, menjelaskan setiap cabang mengirimkan 24 atlet guru yang rinciannya 12 guru tim putra dan 12 guru tim putri, mereka adalah guru-guru yang ada di kecamatan tersebut. Dengan jumlah tersebut, total sedikitnya 264 guru atlet akan unjuk kebolehan di GOR Kota Depok pada tanggal 12-13 November 2025. Lebih dari sekadar perayaan, Nisar menyampaikan visi jangka panjang dari event ini.
Turnamen voli dalam rangka HUT ke-80 PGRI Kota Depok ini dengan demikian memiliki makna yang berlapis. Di satu sisi, ia adalah wadah perayaan dan silaturahmi kolosal bagi para guru. Di sisi lain, ia adalah investasi strategis untuk membangun tim olahraga kota dan, yang paling utama, merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan jasmani dan rohani para ujung tombak pendidikan di Depok, menyatukan semangat kebugaran, solidaritas, dan prestasi dalam satu gelaran yang meriah.
“Lomba pertandingan voli ini ke depannya diharapkan ada tim voli khusus untuk Kota Depok,” ujarnya.
Ajang ini mendapatkan apresiasi positif dari jajaran Dinas Pendidikan Kota Depok. Kabid Pendidikan SD di Dinas Pendidikan Kota Depok, Raden Muchamad Zakkya Fauzan menekankan nilai-nilai fundamental di balik semangat kompetisi. Ia melihat momen ini sebagai kesempatan emas untuk memperkuat kohesi dan semangat kebersamaan di antara para pendidik, yang pada ujungnya akan berdampak positif pada iklim pendidikan di Depok.
“Ini adalah sebuah ajang silaturahmi, dimana guru-guru se-Kota Depok berkumpul, lalu berkompetisi dimana harus junjung tinggi sportivitas dan solidaritas,” papar Zakkya.
Zakkya juga mengingatkan bahwa esensi dari seluruh kegiatan ini terletak pada kondisi para guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Turnamen voli ini bukan hanya tentang mencari pemenang di lapangan, tetapi lebih tentang mempromosikan gaya hidup sehat dan menjaga keseimbangan fisik serta mental para guru, yang merupakan aset terpenting dalam memajukan dunia pendidikan.
“Kunci utamanya adalah kesehatan, sehat jasmani dan rohani,” tegasnya. (*)
