Jabaran.id – SDN Mekarjaya 11 yang berlokasi di Jalan Bahagia Raya, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok menyelenggarakan kegiatan parenting yang sangat relevan dengan tantangan zaman, yakni mengangkat tema ‘Pola Asuh Orang Tua di Era Digital’.
Kepala SDN Mekarjaya 11, Nana Marlina, mengatakan, acara ini bertujuan untuk membekali para orang tua dengan pemahaman dan strategi dalam mendidik anak di tengah arus teknologi yang kian pesat. Kegiatan ini disambut antusias oleh para wali siswa, menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya peran orang tua sebagai pertahanan pertama anak di era digital.

Nana menjelaskan bahwa kegiatan ini difokuskan pada upaya menumbuhkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan bijak dalam menggunakan teknologi.
“Kami ingin membantu orang tua dalam mendidik anak agar bisa menjadi individu yang cerdas, berkarakter, dan bijak menggunakan teknologi,” tutur Nana.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ruang bagi orang tua untuk belajar dan bertukar pengalaman, khususnya dalam menghadapi dinamika pengasuhan di masa kini.
Acara ini menghadirkan empat pembicara ahli yang kompeten di bidangnya. Selain Nana Marlina, hadir pula Dita Kusuma Hapsari dan Ani Berta, dua Co-Founder dari Komunitas Teman Ibu Aling. Tak ketinggalan, acara ini juga menghadirkan Psikolog terkemuka, Galuh Kencana Wulan, yang memberikan wawasan mendalam mengenai psikologi anak.
Dalam sesinya, Psikolog Galuh Kencana Wulan menekankan peran sentral orang tua sebagai figur terdekat bagi anak, yang ia analogikan sebagai ‘baterai kasih sayang’. Menurutnya, orang tua harus menjadi ‘bestie’ siswa, sebuah hubungan yang dibangun dengan mengenali kebutuhan anak, memahami fase tumbuh kembangnya, serta membangun interaksi yang intens.
“Langkah menjadi ‘bestie’ siswa yakni kenali kebutuhan anak, memahami tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Galuh juga menyoroti isu perundungan (bullying), yang sering kali menimpa anak-anak yang tidak mampu mengekspresikan diri atau tidak mengenal jati dirinya.
“Anak yang kerap jadi korban bullying adalah anak yang tidak dapat mengekspresikan diri atau tidak mengenal dirinya sendiri,” ungkap Galuh.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa di usia sekolah dasar, anak mulai memasuki fase di mana mereka belajar memahami hidup dengan aturan dan mulai menuntaskan tugas. Mereka juga belajar memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Oleh karena itu, dukungan orang tua menjadi krusial.
Galuh Kencana Wulan menambahkan, orang tua perlu mengisi ‘baterai’ kasih sayang anak melalui berbagai cara, seperti memberikan perhatian, ucapan yang baik, sentuhan yang lembut, serta meluangkan waktu untuk bermain bersama.
“Intinya ada interaksi dengan anak,” tegasnya.
Selain itu, memahami potensi dan bakat anak menjadi hal yang tak kalah penting. Orang tua harus berperan aktif dalam mengenali dan mendukung minat serta bakat anak. Dengan adanya dukungan yang kuat dari orang tua, anak akan merasa didukung untuk bisa mengembangkan dirinya secara optimal.
“Orang tua harus memahami hal ini, agar anak bisa merasakan adanya dukungan dari orang tua untuk bisa mengembangkan dirinya,” pungkas Galuh.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat konkret bagi para orang tua, terutama dalam membangun pola asuh yang adaptif dan efektif di era digital. Dengan kolaborasi antara sekolah, para ahli, dan orang tua, SDN Mekarjaya 11 optimis dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki fondasi moral dan karakter yang kuat. (*)
