Jabaran.id – Iran melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, yang dioperasikan oleh Amerika Serikat (AS), pada Senin tengah malam waktu setempat. Serangan ini disebut sebagai balasan atas keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap Iran sebelumnya. Meskipun rudal-rudal Iran diluncurkan ke arah pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah itu, pemerintah Qatar mengklaim bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat semua misil yang masuk.
Ledakan dilaporkan terdengar di sekitar ibu kota Doha, bersamaan dengan pengumuman resmi Teheran mengenai serangan tersebut. Stasiun televisi Al Jazeera, yang berbasis di Qatar, menayangkan rekaman puing-puing yang diduga berasal dari rudal yang berhasil ditembak jatuh, tergeletak di sebuah jalan yang lokasinya tidak diungkap secara detail. Kementerian Pertahanan Qatar, melalui pernyataan resmi yang dikutip Al Jazeera, menyatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Seorang pejabat pertahanan AS mengonfirmasi bahwa Iran memang menargetkan Pangkalan Al Udeid sebagai bentuk pembalasan simbolis atas serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan sebelumnya. Pejabat tersebut menyebutkan bahwa Iran menggunakan rudal balistik jarak menengah dan telah memberi tahu Qatar serta AS sebelum melancarkan serangan. Tidak ada laporan korban di pihak AS.
Serangan ini terjadi di tengah eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel, yang sebelumnya saling melancarkan serangan rudal. Israel disebut mengebom Penjara Evin di Iran, sementara AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, melakukan serangan terhadap situs-situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Trump menggambarkan serangan Iran ke Qatar sebagai “respons yang sangat lemah” dalam unggahan di platform Truth Social. Ia juga menyatakan harapannya agar Iran tidak melanjutkan serangan lebih lanjut dan beralih ke upaya perdamaian.
Sebelumnya, pada hari Minggu, Trump mengisyaratkan kemungkinan perubahan rezim di Iran melalui media sosial, meskipun belum ada tanggapan resmi dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menerima Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Kremlin untuk membahas upaya de-eskalasi. Putin mengecam serangan AS dan Israel terhadap Iran sebagai “agresi yang tidak beralasan” dan melanggar hukum internasional.
Eskalasi konflik di Timur Tengah ini dipicu oleh serangkaian serangan balasan antara Iran, Israel, dan AS. Pangkalan Al Udeid sendiri merupakan pusat operasi militer AS yang strategis di kawasan, digunakan untuk misi-misi intelijen dan serangan udara di Timur Tengah. (*)