Jabaran.id – Ratusan siswa Muslim SMPN 18 Depok dari kelas VII, VIII, dan IX, bersama para guru, karyawan, dan sejumlah tamu undangan khusus, memadati acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah. Kehadiran Pengawas SMP Kota Depok, Dudih Rohaedi, beserta jajaran pengurus Komite SMPN 18 Depok menandakan pentingnya momentum spiritual ini bagi seluruh civitas akademika. Tema ‘Cinta Allah SWT, Cinta Rasul, Cinta Ukhuwah’ yang diusung bukan sekadar slogan, melainkan diwujudkan dalam nuansa persaudaraan dan kekhidmatan yang menyelimuti seluruh rangkaian acara.
Kepala SMPN 18 Depok, Wahyu Hidayat, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa acara ini merupakan bukti nyata kecintaan umat kepada Rasulullah SAW.

“Kegiatan ini tentunya berkat adanya dukungan dari seluruh pihak, baik itu kepala sekolah, guru, orang tua, siswa, dan pihak-pihak lainnya. Ini menjadi bukti kalau kita cinta kepada Rasulullah,” ujar Wahyu.
Ia juga berharap agar acara ini membawa dampak positif yang mendalam bagi pembentukan karakter siswa.
“Semoga menjadi siswa yang soleh dan solehah dengan adanya kegiatan ini semakin kuat imannya,” tambahnya penuh harap.
Dukungan terhadap kemajuan sekolah tidak hanya datang dari internal. Ketua Komite SMPN 18 Depok, Ainun Jariyah, dalam kesempatan itu menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat.
“Kita harus berkontribusi untuk kemajuan SMPN 18 Depok. Baik itu orang tua dan siswa juga harus memiliki peran dalam memajukan sekolahnya,” pesannya.
Ainun mengajak semua pihak untuk bergotong-royong memikul tanggung jawab besar dalam mendidik generasi bangsa.

“Karena dengan bersama kita bisa, kalau tanggungjawab besar ditanggung bersama-sama akan jadi ringan. Pendidikan untuk anak sebagai generasi bangsa tentunya sebuah tanggungjawab yang besar,” tegasnya.
Arah berita yang menarik terungkap dari perspektif yang disampaikan oleh Kasi Kurikulum SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Fitrah Sukandar yang memberikan penekanan bahwa peringatan Maulid Nabi memiliki dimensi yang lebih luas dari sekadar acara keagamaan. Ia menyatakan bahwa esensi Maulid adalah bagian integral dari proses pembelajaran sepanjang hayat.
“Inti dari Maulid Nabi tidak hanya sekedar memperkuat iman, tetapi ini adalah bagian dari pembelajaran. Karena belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja,” ujar Fitrah.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW yang disampaikan melalui ceramah oleh pendongeng Islami, serta ekspresi kecintaan lewat lagu-lagu religi yang dibawakan siswa, semuanya adalah bentuk pembelajaran kontekstual.
Acara ini tidak hanya berhasil menciptakan ruang untuk penguatan iman, tetapi juga menjadi laboratorium hidup untuk mempraktikkan cinta, ukhuwah, dan semangat belajar tanpa henti. Melalui kolaborasi yang solid antara sekolah, orang tua, komite, dan pemerintah daerah, SMPN 18 Depok menunjukkan bahwa pendidikan karakter dan spiritual dapat berjalan beriringan, mencetak generasi yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan keimanan yang kokoh. (*)
