Jabaran.id – Siswa kelas V SDIF Al Fikri menjadikan teori lingkungan hidup sebagai sebuah aksi nyata dalam kunjungan edukatif ke Ekowisata Mangrove Jakarta, Rabu (15/10/2025). Di dipandu langsung oleh perwakilan Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta, Yana, kegiatan ini dirancang untuk menanamkan kesadaran ekologis sekaligus ekonomi sejak dini.
Guru SDIF Al Fikri, Wawan Ahmad Dahlan mengatakan, kegiatan diawali dengan paparan komprehensif dari pemandu mengenai pentingnya hutan mangrove. Siswa tidak hanya dikenalkan pada berbagai jenis mangrove, tetapi juga diajak memahami manfaat ganda yang dimilikinya, baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Pemahaman ini menjadi landasan bagi seluruh rangkaian aktivitas selanjutnya.

“Dari kegiatan ini siswa menjadi tahu tujuan dari menanam pohon mangrove yaitu: melindungi pantai dari abrasi, mencegah banjir, serta mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami. Selain itu, penanaman mangrove juga bertujuan menjaga kelestarian ekosistem pesisir, menyediakan habitat bagi biota laut, mendukung keanekaragaman hayati,” jelas Wawan Ahmad Dahlan.
Aspek konservasi langsung dipraktikkan ketika para siswa dengan antusias menyemai propagul dan menanam bibit bakau. Setiap anak bertanggung jawab menanam dua bibit, sebuah tindakan simbolis sekaligus nyata dalam upaya merehabilitasi kawasan pesisir. Semangat mereka semakin bertambah saat melakukan touring kawasan hutan mangrove sambil melihat kawanan monyet ekor panjang yang hidup di dalam ekosistem tersebut, menunjukkan langsung bagaimana mangrove menyediakan habitat bagi berbagai spesies.
Yang unik dan menarik dari kunjungan ini adalah dimensi ekonominya. Siswa tidak hanya belajar menanam, tetapi juga diajak melihat sisi lain mangrove sebagai sumber penghidupan. Dipandu oleh Mas Fajar dari kelompok tani mangrove setempat, mereka mempraktikkan mengolah buah mangrove menjadi produk bernilai ekonomis seperti sirop, dodol, dan keripik. Kegiatan ini tidak berhenti pada praktik saja; jika ada produknya, siswa bisa langsung membeli atau memesan, memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
“Manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dengan mengolah buah mangrove jenis pidada menjadi sirup, selai, dan dodol menjadi poin penting yang kami harap dapat dipahami anak-anak. Mereka melihat bahwa menjaga alam tidaklah bertentangan dengan kemajuan ekonomi, justru dapat saling menguatkan,” ucap Wawan.
Wawan menjelaskan, kegiatan yang diselenggarakan di Ekowisata Mangrove Jakarta ini menunjukkan pendekatan pendidikan yang holistik. Melalui serangkaian aktivitas—mulai dari edukasi, konservasi langsung, hingga kewirausahaan—para siswa SDIF Al Fikri tidak sekadar mendapat pelajaran di luar kelas, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan dan sosial yang diharapkan dapat tumbuh seiring dengan perjalanan hidup mereka.
“Inisiatif semacam ini menjadi contoh nyata bagaimana menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga responsif dan bertanggung jawab terhadap kelestarian planet,” terangnya. (*)
