Jabaran.id – SMPN 1 Depok menggelar acara Gebyar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menampilkan berbagai karya kreatif siswa kelas VII, VIII, dan IX. Acara ini menjadi puncak dari serangkaian proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengembangkan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
Ketua P5 SMPN 1 Depok, Silvia Mutiara Sitorus menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada acara puncak semata, melainkan pada seluruh proses pembelajaran yang dilalui siswa.
“Ada tahapan pengenalan dimana siswa mendalami materi yang akan dikerjakan, kemudian kontekstualisasi untuk memahami relevansi materi dengan kehidupan nyata, dilanjutkan dengan aksi nyata berupa pameran dan pertunjukan, serta diakhiri dengan refleksi untuk evaluasi,” ujar Silvia.
Berbagai projek unggulan ditampilkan dalam gebyar ini. Siswa kelas VII mengusung tema ‘Dunia Tanpa Bullying’ dan membuat karya batik jumputan dengan sentuhan teknologi. Kelas VIII mengeksplorasi tema Bhinneka Tunggal Ika melalui bazar dan pameran budaya, sementara kelas IX fokus pada kearifan lokal dengan mengangkat kesenian Tari Topeng Cisalak.
Kepala SMPN 1 Depok, Iip Saripah, menyoroti pentingnya pelestarian budaya lokal melalui projek ini.
“Siswa kelas IX tidak hanya mempelajari sejarah Topeng Cisalak, tetapi juga praktik langsung membuat kostum dan menarikan tarian tersebut. Kami juga berkoordinasi dengan pencipta tari aslinya,” jelas Iip.
Ia berharap kegiatan P5 ini dapat membentuk karakter positif siswa untuk meraih prestasi di masa depan.
Dukungan terhadap program P5 juga datang dari Dinas Pendidikan Kota Depok,Muhammad Yusuf, Kasi Kurikulum, yang menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua.
“P5 menjadi wadah untuk menumbuhkan kreativitas dan keterampilan siswa. Peran orang tua sangat vital untuk menciptakan keselarasan pendidikan antara sekolah dan rumah,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Joko Soetrisno, Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, menambahkan bahwa pembentukan karakter generasi muda harus menjadi perhatian bersama.
“Kita membutuhkan pemuda-pemudi tangguh yang mampu menjadi agen perubahan. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk membimbing mereka menjadi pribadi yang bermanfaat,” pungkas Joko.
Acara Gebyar P5 ini tidak hanya memamerkan hasil karya siswa, tetapi juga menjadi bukti nyata implementasi kurikulum merdeka dalam membentuk profil pelajar Pancasila yang berkarakter dan mencintai budaya bangsa. (*)
