Jabaran.id – Kuota untuk penerimaan siswa di SMA Negeri mencapai 4.606 siswa, sementara SMK Negeri menyediakan 1.664 kursi di Kota Depok di tahun 2025. Namun, jumlah lulusan SMP dan MTs di Depok tahun ini mencapai 29.785 siswa. Dengan demikian, nantinya akan ada 23.515 siswa lulusan SMP dan MTs yang tidak akan tertampung ke jenjang Pendidikan SMA dan SMK Negeri di Kota Depok.
Itu adalah data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kasubag KCD Wilayah 2, Chendra Siswandi, yang dipaparkan dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 di Kota Depok.

Meski demikian, Chendra menegaskan bahwa secara keseluruhan, seluruh lulusan SMP/MTs masih memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan.
“Berdasarkan data kami, kuota gabungan SMA dan SMK negeri maupun swasta di Depok mencapai 28.853 siswa. Artinya, hampir semua siswa lulusan bisa tertampung,” ujarnya.
Namun, ia mengakui bahwa persaingan untuk masuk sekolah negeri tetap ketat, mengingat kuota SMA/SMK negeri hanya mencakup 6.270 siswa—jauh di bawah total lulusan.
Chendra juga menyoroti rencana integrasi data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang akan dirilis Mei 2025. Kebijakan ini diharapkan menjadi solusi bagi siswa dari keluarga miskin yang kesulitan memperoleh akses pendidikan.
“Semua warga miskin ekstrem harus diprioritaskan di sekolah negeri. Jika ada yang belum tertampung, kami berharap ada kebijakan lebih lanjut,” tambahnya.
Pernyataan ini mengindikasikan upaya pemerintah untuk memastikan pemerataan pendidikan, meski tantangan kapasitas sekolah negeri masih menjadi kendala. Dengan kuota terbatas, alternatif seperti sekolah swasta atau program afirmasi mungkin menjadi opsi bagi siswa yang tidak terjaring di jalur reguler.
Analisis data menunjukkan bahwa meski terdapat gap antara kuota sekolah negeri dan jumlah lulusan, sistem pendidikan di Depok masih mampu menyerap sebagian besar siswa—asalkan melibatkan peran serta sekolah swasta. Chendra menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk meminimalisir angka putus sekolah.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemangku kepentingan di tingkat kota dan provinsi, untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal,” pungkasnya.
Dengan pendekatan multidimensi ini, diharapkan SPMB 2025 bisa berjalan lancar, meski diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengakomodir kelompok rentan, khususnya keluarga miskin ekstrem. (*)
Data lulusan dan kuota tersedia di SMA/SMK di Kota Depok Tahun 2025 :

