Jabaran.id – Semangat Sumpah Pemuda diwujudkan dalam bentuk aksi nyata oleh SMPN 13 Depok. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah, Farida Nurbaiti, sekolah ini menggelar serangkaian simulasi bencana terpadu yang melibatkan seluruh elemen warga sekolah, mulai dari guru, murid, tenaga kebersihan, hingga petugas keamanan. Kegiatan ini bertajuk ‘SMPN 13 Bersatu, Siaga, dan Peduli untuk Keselamatan Bersama’.
Farida Nurbaiti menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen sekolah dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman dan tanggap darurat.

“Semangat Sumpah Pemuda kami wujudkan dengan menjadikan SMPN 13 sebagai Sekolah Tangguh Bencana. SMPN 13 Bersatu, siaga dan peduli untuk keselamatan bersama,” ujarnya.
Kegiatan diawali dengan pembekalan teori kepada seluruh peserta. Materi pertama yang diberikan berfokus pada Standard Operating Procedure (SOP) yang harus diterapkan saat terjadi gempa bumi. Peserta dilatih untuk memahami langkah-langkah tepat, mulai dari cara melindungi diri di dalam kelas hingga prosedur evakuasi yang aman dan tertib.
Setelah pemahaman teori dirasa cukup, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi gempa bumi secara langsung. Dengan dipandu instruktur, seluruh warga sekolah mempraktikkan proses evakuasi menuju titik kumpul yang telah ditentukan.
“Suara sirine dan instruksi dari guru menjadi panduan bagi ratusan siswa untuk bergerak cepat dan tertib, mencerminkan kesiapsiagaan yang tinggi,” ucap Farida.
Tidak berhenti di situ, pasca-simulasi gempa, acara berlanjut ke sesi berikutnya yang tak kalah penting: simulasi pemadaman api. Dalam sesi ini, peserta dikenalkan pada dua metode pemadaman, yaitu menggunakan alat tradisional dan modern.
Farida menjelaskan, kegiatan simulasi bencana terpadu tersebut, dinilai sebagai langkah progresif dan edukatif. Melalui pelatihan yang komprehensif ini, sekolah tidak hanya mematuhi regulasi keselamatan, tetapi juga membangun budaya siaga bencana.
“Setiap individu di lingkungan sekolah kini dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang dapat menyelamatkan jiwa, mengukuhkan SMPN 13 Depok sebagai institusi pendidikan yang serius dalam mengutamakan keselamatan warganya,” jelasnya.
Instruktur profesional dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok, Syarif Hidayat, bersama tim dari Damkar Kecamatan Cinere, hadir langsung untuk memberikan pelatihan.
“Guru, murid, OB maupun tenaga keamanan diajari untuk mengoperasionalkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang ada di sekolah sebagai alat penyelamatan,” jelas Syarif Hidayat.
Pelatihan penggunaan APAR ini menjadi highlight kegiatan. Peserta tidak hanya diajari teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara membuka pin, mengarahkan selang, dan menyemprotkan bahan pemadam ke sumber api secara langsung. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dan kemampuan dasar dalam mengatasi awal mula kebakaran sebelum petugas profesional tiba di lokasi. (*)
