Jabaran.id – Asia Tenggara mulai dimasuki pengaruh India. Ini menjadi langkah besar untuk memperluas pengaruhnya yang memungkinkan negara-negara untuk melawan dominasi China di wilayah tersebut.

“India tentu menjadi lebih ambisius di Asia Tenggara. Tidak diragukan lagi. Itu juga menjadi lebih kuat dan lebih terbuka tentang hubungannya dengan kawasan itu,” kata Harsh V. Pant, wakil presiden untuk studi dan kebijakan luar negeri di Observer Research Foundation, think tank yang berbasis di New Delhi.

Meningkatnya persaingan antara India dan China dinilai memengaruhi kalkulasi strategis New Delhi dalam memperkuat kehadirannya di kawasan tersebut.

Pant menyebut, untuk waktu yang lama, para pemimpin India ragu-ragu dan segan tentang peran negaranya di kawasan itu, selain karena ketegangannya sendiri dengan China di sepanjang perbatasan Himalaya.

“Saya pikir pemahaman di New Delhi adalah: Jangan mengarungi perairan di mana China mungkin lebih tidak nyaman. Karena China tidak menggerakkan masalah perbatasan, India sekarang merasa tidak ada balasan yang nyata atas sikap hati-hatinya terhadap Asia Tenggara,” kata Pant, menambahkan Beijing memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah bagi India.

Sebagai informasi, hubungan India menjadi tegang sejak bentrokan perbatasan dengan pasukan China pada tahun 2020. Menurut data tentara India, insiden ini menewaskan sedikitnya 20 anggotanya.

Pada Juni lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar bahkan telah menyoroti konflik perbatasan yang mempengaruhi hubungan kedua negara.

“Sampai hubungan China-India mencapai rasa normal, New Delhi hanya memiliki sedikit pilihan selain meningkatkan hubungan dengan negara-negara – besar atau kecil di sekitar pinggiran China, untuk memastikannya memiliki pengaruh,” kata Pant. (*)