Jabaran.id – ‘Es Lilin’ merupakan salah satu karya musik tradisional Sunda yang ikonik, ciptaan seorang musisi yang belum teridentifikasi dengan jelas, tetapi dinyanyikan dengan begitu merdu oleh Nining Meida. Lagu ini tidak hanya menyuguhkan melodinya yang khas, tetapi juga mengandung makna yang mendalam mengenai es loli atau yang lebih dikenal dengan es lilin di tanah Sunda.
Es lilin sendiri merupakan camilan tradisional yang banyak ditemukan di Indonesia, terutama di daerah Jawa Barat. Camilan ini terbuat dari berbagai jenis cairan minuman yang berwarna dan memiliki rasa khas. Mulai dari rasa jeruk, durian, nangka, stroberi, kopyor, dan berbagai rasa lainnya sesuai dengan selera pembuat. Yang menarik adalah bagaimana cara memakan es lilin, yaitu dengan memegang stik kayu yang menjadikan es ini mudah dipegang dan dinikmati. Setelah cairan yang telah dicampur dengan rasa ini dibekukan, es lilin pun siap untuk dinikmati.
Lagu ‘Es Lilin’ sejatinya lebih dari sekadar lagu, melainkan menjadi representasi dari kekayaan budaya Sunda. Keunikan dan popularitas lagu ini kemudian menarik perhatian para musisi dari daerah lain, salah satunya adalah Siti Nurhaliza dan Ibu Mursyih. Kedua penyanyi ini mengadaptasi dan menginterpretasikan ‘Es Lilin’ dalam berbagai versi bahasa, seperti bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Ini membuktikan bahwa musik, khususnya lagu tradisional, memiliki daya tarik yang universal dan dapat menghubungkan berbagai budaya serta generasi.
lirik lagu Es Lilin
Es lilin mah ceuceu kalapa muda dibantun mah dibantun ka Sukajadi abdi isin dunungan samar kaduga sok sieun mah aduuh henteu ngajadi
Es lilin mah ceuceu buatan Bandung dicandakna geuning ka Cipaganti abdi isin jungjunan duh bararingung sok inggis mah aduuh henteu ngajadi
Itu saha dunungan nu nungtun munding digantelan geuning ku saputangan itu saha dunungan ku ginding teuing sing horeng mah aduh geuning jungjunan
Es lilin mah ceuceu dikalapaan raosna mah geuningan kabina-bina abdi alim dunungan paduduaan sok sieun mah dibantun kamana-mana
Kamana mah dunungan ngaitkeun cingcin ka kaler mah aduuh katojo bolat kamana mah dunungan ngaitkeun pikir modal balek urang nuhun satulang
