Jabaran.id – Konflik antara mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Lisa Mariana semakin memanas setelah munculnya klaim bahwa Lisa memiliki anak hasil hubungannya dengan politisi tersebut. Menanggapi tuntutan tes DNA yang dilayangkan Lisa, Ridwan Kamil melalui kuasa hukumnya, Muslim Butar Butar, menyatakan kesediaannya untuk menjalani pemeriksaan tersebut—dengan syarat bahwa tes tersebut dilakukan melalui prosedur hukum yang sah, bukan sekadar permintaan sepihak.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Jumat (4/4), Muslim menegaskan bahwa tes DNA harus dilaksanakan berdasarkan perintah pengadilan atau permintaan penyidik dalam kerangka proses hukum yang berlaku.
“Tes DNA bukan sekadar tuntutan sepihak, melainkan harus berdasarkan perintah pengadilan dalam gugatan perdata atau permintaan penyidik. Kami siap mengikuti prosedur hukum yang sah untuk memastikan kejelasan dan kepastian hukum dalam kasus ini,” ujarnya.
Selain melalui jalur hukum, Ridwan Kamil juga terbuka untuk menjalani tes DNA secara mandiri jika kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan. Namun, Muslim menekankan bahwa tes tersebut tetap harus melibatkan pihak kepolisian untuk memastikan validitas dan transparansi hasil.
“Jika kedua belah pihak sepakat melakukan tes DNA tanpa perintah pengadilan, Ridwan Kamil siap melakukannya kapan pun dengan mengajukan permohonan ke DVI Mabes Polri,” jelasnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil tidak ingin kasus ini diselesaikan secara informal, melainkan melalui mekanisme yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Langkah ini juga dapat mencegah potensi manipulasi atau penyalahgunaan hasil tes di kemudian hari.
Di sisi lain, Ridwan Kamil dan tim hukumnya tengah mempersiapkan langkah balasan terhadap Lisa Mariana. Muslim mengungkapkan bahwa mereka sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk dilaporkan ke pihak berwajib.
“Laporan akan kami lakukan secepatnya, dan saat ini sedang dalam proses. Kami telah menyampaikan bahwa ada upaya hukum yang akan kami tempuh, dan mudah-mudahan segera terealisasi,” kata Muslim.
Laporan ini kemungkinan besar terkait dugaan pencemaran nama baik atau upaya pemerasan, mengingat klaim Lisa Mariana telah memicu perdebatan publik yang luas. Jika benar ada upaya hukum yang diajukan, kasus ini bisa berkembang menjadi perseteruan di pengadilan, di mana tes DNA mungkin akan menjadi salah satu alat bukti kunci.
Kasus ini tidak hanya menyangkut persoalan pribadi, tetapi juga berpotensi memengaruhi citra Ridwan Kamil di mata publik, terutama di tengah spekulasi tentang rencana politiknya di masa depan. Sebagai figur publik yang pernah menjabat gubernur dan kerap disebut sebagai calon presiden atau wakil presiden potensial, kontroversi semacam ini dapat berdampak pada elektabilitasnya. (*)
