Jabaran.id, Depok – Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) meresmikan layanan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS), prosedur penanganan batu ginjal yang komprehesif dan modern, tanpa pembedahan terbuka dengan minimal invasif atau minimal sayatan.
Sebagai informasi, batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, prevelensinya mencapai 5-19,1% dalam populasi (hampir satu dalam lima orang yang kita kenal memiliki batu ginjal). Batu ginjal terbentuk dari garam dan mineral dalam ginjal yang akhirnya memadat dan mengeras.
Terdapat faktor pendukung terbentuknya batu ginjal diantaranya sering menahan kencing, kurang minum air (dehidrasi), kebiasaan konsumsi makan yang tinggi garam, asam urat serta faktor genetik yang dapat memicu pembentukan batu ginjal. Beberapa tanda dan gejala diantaranya muncul nyeri di perut dan paha, mual-muntah, atau demam (jika batu menyebabkan infeksi). Apabila tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan gagal ginjal, nyeri berat dan infeksi.
Salah satu penanganan batu ginjal adalah dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Tindakan ini merupakan prosedur minimal invasif yang dilakukan dengan memasukkan teropong kecil melalui saluran kemih. Setelahnya, Dokter Urologi menggunakan laser untuk memecah batu ginjal menjadi potongan-potongan kecil atau menjadi pasir. Kemudian dikeluarkan dengan keranjang khusus atau alat pengisap untuk tata laksana batu ginjal.
Teknologi yang digunakan dalam layanan RIRS di RSUI merupakan kolaborasi dengan Dyne Medical Group, perusahaan penyedia teknologi medis terpercaya dari Korea Selatan. Kolaborasi ini mendukung peningkatan kualitas layanan Urologi RSUI dengan menghadirkan teknologi terkini.
Direktur Utama RSUI, Ari Kusuma Januarto, mengatakan, RSUI terus berkomitmen memperluas akses masyarakat terhadap layanan urologi, disampaikan dalam sambutan Peresmian Layanan RIRS yang digelar di Auditorium Lantai 4 RSUI.
“Kami berharap kehadiran layanan RIRS ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Depok dan sekitarnya, tetapi juga memperkuat peran RSUI sebagai rumah sakit pendidikan yang terus megembangkan layanan kesehatan terkhusus di bidang urologi yang juga sebagai Layanan Unggulan Pusat Batu Ginjal dan Saluran Kemih RSUI dengan ditunjang teknologi mutakhir, ” paparnya.
Prosedur RIRS memiliki kelebihan utama yaitu dapat mengatasi batu dengan ukuran 10 – 20 mm tanpa sayatan dan luka. Secara tradisional, pembedahan untuk batu ginjal dilakukan dengan membuat sayatan besar untuk mengeluarkan batu. Namun, dengan perkembangan teknologi kedokteran serta tim medis yang kompeten, penanganan batu ginjal dapat dilakukan tanpa pembedahan tebuka.
Dokter Spesialis Urologi RSUI, Dyandra Parikesit, menjelaskan tentang keunggulan RIRS dalam penanganan batu ginjal.
“Pasien yang menjalani prosedur ini umumnya akan mengalami lebih sedikit rasa sakit, tanpa bekas luka, dan waktu pemulihan lebih cepat, minim risiko infeksi dan komplikasi lainnya,” ungkapnya.
Pada kasus tertentu manfaat lain dari RIRS adalah untuk pasien yang mengalami batu pada kedua ginjal, sehinga menjadi solusi satu sesi tindakan untuk kedua sisi ginjal. Tak hanya itu, RIRS juga dapat menjadi alternatif pada penanganan masalah ginjal lainnya seperti penyumbatan atau tumor.
Layanan ini mengkombinasikan keahlian multidisiplin dari dokter spesialis urologi, radiolog, anestesiologi dan perawat spesialis yang bekerja sama saat melakukan prosedur pengangkatan batu ginjal.
Layanan RIRS di RSUI dapat diakses oleh pasien umum, pengguna asuransi, maupun BPJS Kesehatan serta akan terus dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Dengan dukungan fasilitas, prosedur yang terstandarisasi serta teknologi mutakhir, RSUI optimistis dapat memberikan pelayan urologi unggulan sesuai kebutuhan pasien.
“RSUI juga memiliki dokter-dokter ahli dibidang urologi yang berkompetensi dalam mendiagnosis, melakukan pengobatan, dan pencegahan pada pasien anak hingga dewasa, dalam menangani gangguan sistem saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra) serta sistem reproduksi,” tutupnya.(*)