Jabaran.id – SMP Nasional Plus (NP) Tunas Global Depok melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengusung tema “Suara Demokrasi.” Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas VII, VIII, dan IX dengan tujuan memperkuat nilai-nilai demokrasi dan kolaborasi di kalangan siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diberikan kesempatan untuk berkreasi sesuai dengan tema yang ditetapkan, dengan dukungan penuh dari guru sebagai pendamping.
Koordinator P5 SMP NP Tunas Global Depok, Yuni Yanti, menjelaskan bahwa siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan ide-ide mereka dalam berbagai bentuk karya.
“Siswa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan tema suara demokrasi tersebut. Tetapi tentunya dengan pengawasan dan pendampingan dari guru,” ujarnya.
Beragam karya yang dihasilkan oleh siswa antara lain lagu, drama teater tentang demonstrasi kenaikan harga sembako, presentasi mengenai cara membentuk komunitas, hingga kebijakan kesepakatan kelas.
“Selain itu, ada juga yang membuat film pendek, video animasi, dan iklan yang dipresentasikan di booth masing-masing kelompok,” tambah Yuni.
Setiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, di mana satu rombongan belajar (rombel) terdiri dari tiga kelompok.
“Jadi, total ada 18 booth, karena di SMP NP Tunas Global Depok terdapat enam rombel,” jelas Yuni.
Setiap kelompok memamerkan hasil karyanya di booth yang telah disediakan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi dan mempresentasikan karya mereka kepada pengunjung.
Kegiatan P5 ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga bagian dari evaluasi pendidikan siswa. Setiap tahunnya, kegiatan ini diadakan tiga kali, dan setiap kali selesai, penilaian akan diberikan kepada siswa berdasarkan kinerja dan hasil karya mereka.
Kepala SMP NP Tunas Global Depok, Prawidi Wisnu Subroto, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai pengalaman belajar yang berharga bagi siswa.
“Ini adalah pengalaman belajar untuk siswa. Mereka tidak hanya belajar materi di dalam kelas dengan segala teorinya, tetapi juga merasakan membuat karya yang bisa ditunjukkan ke khalayak,” kata Prawidi.
Ia juga menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, siswa belajar mengkomunikasikan hasil karya mereka, berdisiplin dalam waktu, serta berkolaborasi dengan rekan satu tim dalam mencapai tujuan bersama.
Lebih lanjut, Prawidi menyoroti bahwa kegiatan ini membantu siswa untuk lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata dengan keterampilan yang diperoleh di luar pelajaran akademis.
“Mereka belajar berkolaborasi, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah dalam satu tujuan. Ini semua adalah bekal penting untuk masa depan mereka,” tutupnya.
Dengan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, diharapkan siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, demokrasi, dan kerjasama, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. (*)