Jabaran.id, Bogor – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional atau UPN Veteran Jakarta Edukasi Ibu sebagai Upaya Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dan Stunting di Wilayah Puskesmas Bojong, Kabupaten Bogor, Selasa, 6 Agustus 2024.
Adapun dosen yang terlibat dalam Tim PKM, yakni Dr. dr. Taufiq Fredrik Pasiak, M.Kes., M.Pd.I, dr. Nugrahayu Widyawardani, Sp.GK, M.Gz, AIFO-K, Nurfitri Bustamam, S.Si, M.Kes, M.Pd,Ked, dr. Tuty Rizkianti, Sp.PK dan Panji Octo Prasetio, S.Gz, serta dibantu mahasiswa FK UPN Veteran Jakarta.
Nugrahayu Widyawardani menjelaskan PKM kali ini terkait implementasi pemberian makanan tambahan (PMT) lokal untuk perbaikan status gizi dan nilai laboratorium pada balita di Puskesmas Bojong, Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Tahun 2024.
“PKM ini juga untuk penelitian bertajuk ‘Analisisi Edukasi Gizi dan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal dalam Perbaikan Nilai HB, GDS dan Albumin pada Balita dengan Gizi Kurang di Puskesmas Bojong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Tahun 2024’ yang digelar 6 dan 28 Agustus serta 25 September 2024,” kata Nugrahayu Widyawardani.
Nugrahayu Widyawardani yang juga Ketua Peneliti menerangkan, tahun 2024 pemerintah mulai menjalankan program percepatan penurunan stunting dan wasting dengan melakukan pemberian PMT tinggi protein hewani, hal ini menunjukan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami permasalahan gizi yang sangat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM), utamanya pada kejadian stunting dan wasting pada balita.
“Kedua masalah gizi ini dapat berdampak pada tingkat kecerdasan anak, kerentanan terhadap penyakit, gangguan perilaku, penurunan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan,” terang Nugrahayu Widyawardani.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan 24,4 persen balita mengalami stunting dan 7,1 persen balita mengalami wasting di Indonesia.
Nugrahayu Widyawardani mengungkapkan, apabila dikerucutkan di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, prevalensi stunting berada di angka 28,6 persen dan wasting di angka 4,2 persen.
Nugrahayu Widyawardani memaparkan, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab stunting pada anak adalah tidak terpenuhinya gizi yang baik pada kurun waktu yang lama akibat dari rendahnya pengetahuan orang tua terhadap gizi dan kesehatan sehingga pola makan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan balita.
“Penelitian lain juga memaparkan bahwa wasting berkaitan erat dengan perilaku ibu dalam mengasuh balitanya, dimana ibu dengan pola asuh gizi yang kurang cenderung memiliki anak dengan status gizi yang kurang,” paparnya.
Pada penelitian ini, Nugrahayu Widyawardani melanjutkan, dipilih responden ibu dari balita berusia 6-59 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bojong, Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk dilakukan edukasi dan pemberian makan tambahan serta dianalisis pengaruh dari intervensi tersebut pada perbaikan nilai Hb dan albumin pada darah.
“Berdasarkan rasional tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas edukasi dan pemberian makanan tambahan pada perbaikan pola asuh dan pola makan yang diberikan ibu dengan melihat nilai Hb dan albumin pada balita wasting dan gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Bojong, Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” kata Nugrahayu Widyawardani.
Nugrahayu Widyawardani mengatakan Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat dengan prevalensi kejadian stunting sebesar 28,6 persen dan wasting sebesar 4,2 persen.
“Hal ini menjadikannya masuk ke dalam 7 besar daerah di Jawa Barat dengan prevalensi kejadian stunting tertinggi, berdasarkan data Kemenkes RI, tahun 2022,” katanya.
Tim menilai masalah gizi di Kabupaten Bogor masih menjadi isu yang harus diselesaikan secara berkesinambungan. Bahkan, pada penelitian terdahulu belum banyak pembahasan tentang perbaikan pada nilai Hb dan albumin pada balita stunting atau wasting yang sudah diberikan edukasi dan makanan tambahan.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu mengkaji efektifitas dari edukasi dan pemberian makanan tambahan kepada balita dengan stunting atau wasting di Kabupaten Bogor.
“Sehingga dapat melakukan kesinambungan secara optimal dalam pelaksanaan program-program yang sudah ada. Selain itu, penelitian ini juga berfungsi untuk menunjang data yang penting bagi pemerintahan dan dukungan sosial kemasyarakatan, khususnya program nasional terkait pemberian makanan tambahan kepada balita stunting dan wasting,” ujar Nugrahayu Widyawardani.
Tujuan dari PKM dan penelitian dari TIM FK UPN Veteran Jakarta, Nugrahayu Widyawardani menjelaskan untuk menganalisis edukasi dan pemberian makan tambahan (PMT) pada perbaikan nilai Hb, GDS dan albumin, balita wasting dan gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Bojong, Klapa Nuggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Tahun 2024.
Sedangkan manfaat yang didapat, yakni meningkatkan pengetahuan subjek terkait dengan kejadian wasting dan gizi kurang, pemberian makanan tambahan, serta mengetahui nilai Hb dan albumin pada balita.
Kemudian, bagi institusi pendidikan, dapat menambah referensi mengenai pengaruh edukasi dan pemberian makan tambahan pada perbaikan nilai Hb dan albumin balita wasting dan gizi kurang, juga bagi daerah dan lembaga kesehatan lain agar menjadi gambaran kondisi aktual gambaran masalah gizi anak yang penting untuk dinilai kembali dan diimplementasikan dalam pengendalian faktor risiko dan kebijakan terapi, khususnya pemberian makanan tambahan.
“Serta manfaat masyarakat peneliti sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang kesehatan masyarakat dan ilmu gizi,” ucap Nugrahayu Widyawardani.
Prosedur penelitian
Pertama adalah pengajuan perizinan tempat penelitian ke Kelurahan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, serta mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian.
Setelah perizinan diperoleh, langkah selanjutnya TIM PKM FK UPN Veteran Jakarta adalah mengidentifikasi subjek penelitian yang memenuhi kriteria.
Proses skrining dilakukan untuk memastikan subjek yang dipilih adalah anak balita berusia 6-59 bulan, merupakan pasien dari Poli Gizi Puskesmas Bojong, memiliki status malnutrisi wasting dan gizi kurang, bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bojong, Kabupaten Bogor, serta bersedia menjadi subjek penelitian dengan ibu dari subjek menyetujui kuesioner informed consent.
Subjek yang sakit dan harus dirawat selama pengambilan data atau yang memiliki rencana pindah rumah di luar wilayah kerja Puskesmas Bojong selama periode pengambilan data akan dikecualikan.
Setelah subjek teridentifikasi dan memenuhi kriteria, data balita akan dikumpulkan yang meliputi sampel darah yang akan dilakukan oleh analis kesehatan, pengukuran antropometri, food recall 3×24 jam yang akan dilakukan oleh dokter gizi klinis dan ahli gizi, serta pengisian kuesioner baseline yang akan dibantu oleh tim peneliti sebelum intervensi. Intervensi edukasi akan dilakukan satu kali di aula Puskesmas Bojong dengan durasi satu jam.
Materi edukasi disampaikan menggunakan media salindia power point mencakup pentingnya gizi seimbang dan peran vital protein hewani dalam pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
Selanjutnya penyampaian materi dilakukan melalui metode seminar yang interaktif, diikuti dengan sesi diskusi dan konsultasi berkelompok untuk memastikan peserta memahami informasi yang disampaikan dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, akan diadakan workshop memasak Pemberian PMT lokal sebanyak satu hingga dua kali, sesuai dengan jadwal Puskesmas Bojong, untuk mempraktikkan pembuatan makanan bergizi menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar.
Intervensi PMT lokal akan dilaksanakan bekerja sama dengan program Puskesmas Bojong dan berlangsung selama 56 hari.
PMT lokal diberikan setiap hari dalam 1 minggu dalam bentuk 6 hari pemberian snack dan 1 hari makan siang, yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan pedoman Petunjuk Teknis PMT tahun 2024 Kemenkes RI.
PMT lokal disediakan oleh ahli gizi Puskesmas Bojong. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan PMT lokal adalah bahan yang mudah ditemukan di sekitar tempat tinggal subjek, seperti kentang, hati ayam, daging ayam, daging sapi, ikan tongkol, ikan kembung, telur puyuh, telur ayam, tahu, wortel, daun katuk, dan pisang.
Tim Katering dari Puskesmas Bojong yang sudah tersertifikasi ISO 2000 dan HACCP akan bertanggung jawab dalam pembuatan PMT lokal, memastikan makanan yang disajikan tidak hanya bergizi tetapi juga sesuai dengan selera anak-anak.
Tim katering dan kader akan bertanggung jawab atas distribusi PMT setiap hari diantar ke rumah masing-masing subjek setelah intervensi, data balita akan dikumpulkan kembali dengan parameter yang sama: sampel darah, pengukuran antropometri, food recall 3×24 jam, dan kuesioner baseline.
Langkah terakhir dalam penelitian Tim FK UPN Veteran Jakarta adalah pembersihan data (data cleaning) dan analisis data, apabila data berdistribusi normal menguunaan Independent t-test untuk membandingkan rata-rata 2 kelompok yang independent satu sama lain, dan apabila data tidak berdistribusi secara normal akan menggunakan Mann-Whitney U test untuk melihat perubahan skor median antara kelompok kontrol dan intervensi sehingga menghasilkan kesimpulan penelitian.