HomeJabarPenyebaran Nyamuk Bionik Wolbachia, DKR Depok Minta Masyarakat Waspada

Penyebaran Nyamuk Bionik Wolbachia, DKR Depok Minta Masyarakat Waspada

Jabaran.id, Depok – Pada momentum Hari Kesehatan Nasional tahun 2023 ini, Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok mengajak masyarakat agar waspadai penyebaran nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung Wolbachia.

Imbauan tersebut diungkapkan oleh Ketua DKR Kota Depok, Roy Pangharapan, Senin (13/11/2023).

DKR Kota Depok juga memperingati Hari Kesehatan Nasional tahun 2023 tersebut dengan mengadakan Jalan santai dan kegiatan hiburan lainnya pada Minggu (12/11/2023) kemarin.

“Bertepatan pada Hari Kesehatan Nasional, DKR kota Depok mengadakan Jalan Santai bersama masyarakat Kota Depok,” kata Roy Pangharapan.

Kesempatan itu juga digunakan DKR untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat luas, terkait pentingnya menjaga kesehatan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Kami pun ikut membantu tugas pemerintah dengan mengingatkan masyarakat untuk menjalankan pola PHBS,” kata pria yang juga calon anggota DPRD Kota Depok dapil Beji, Cinere Limo dari Partai Nasdem ini.

Menurut Roy, momentum ini pun digunakan untuk mewaspadai penyebaran nyamuk Aedes Aegypti dari Kementerian Kesehatan RI.

“Saya hanya perlu mengingatkan pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan penyebaran nyamuk bionik Wolbachia ini,” terangnya.

Roy Pangharapan menegaskan, dirinya menolak penyebaran nyamuk Aedes aegypti di Kota Depok yang akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Kami menuntut agar Pemerintah Kota Depok, berani untuk melindungi warganya dengan menolak program Kementerian Kesehatan tersebut,” tegasnya.

Dirinya juga mengingatkan supaya Kementerian Kesehatan lebih waspada terhadap berbagai program penelitian dari internasional terhadap masyarakat.

IKarena belum tentu memberikan manfaat pada masyarakat namun justru berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan rakyat.

“Jangan lagi menjadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan. Tapi sebagai pemerintah seharusnya Kementerian Kesehatan yang paling bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, bangsa dan negara ini,” bebernya.

Oleh karena itu, Roy meminta agar pihak yang berwajib bertanggung jawab mengusut asal usul dan akibat dari penyebaran nyamuk tersebut.

Sementara, dalam jalan santai tersebut, juga diisi dengan pembagian Door Prize.

“Alhamdulillah hadiah utama mesin cuci dari Bapak H. Idris Sandiya Caleg DPR RI dari Dapil Jawa Barat 6,” paparnya.

Terlihat juga atusan masyarakat antusias mengikuti Jalan santai, dan pembagian Door Prize serta hiburan musik sederhana yang disi oleh anggota DKR kota Depok.

Sebelumnya, Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia (Gesuri) menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait adanya program Pemerintah berupa penyebaran telur nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia dalam jumlah jutaan.

Gesuri mengingatkan Pemerintah untuk segera menghentikan rencana pelepasan 200 juta nyamuk Wolbachia di Pulau Bali pada 13 November 2023, dan juga di 5 kota lainnya yaitu di Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang.

Program penyebaran nyamuk yang bekerjasama dengan World Mosquito Program (WMP) ini mengklaim akan menurunkan penyakit Demam Berdarah.

Padahal Pemerintah telah berhasil melakukan pengendalian Demam Berdarah dalam 10 tahun terakhir.

Keprihatinan dan tuntutan disuarakan secara bersama oleh “Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia”, sebuah gerakan yang diinisiasi oleh SFS Foundation, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia), dan Gladiator Bangsa, serta didukung oleh Puskor Hindunesia, dalam konferensi pers pada Minggu, 12 November 2023 di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan.

Hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers adalah DR dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K), Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2004-2009, Komjen. Pol. Drs. Dharma Pongrekun, S.H. M.M., M.H., Mirah Sumirat, SE (Presiden ASPEK Indonesia) dan Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, MT.

Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, MT. menjelaskan program pelepasan ratusan juta nyamuk Wolbachia di Indonesia ini membawa risiko parah, antara lain resiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, karena belum ada studi menyeluruh di Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang secara jangka panjang sehingga
berpotensi risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Ia mengatakan pelepasan jutaan nyamuk berpotensi merusak industri pariwisata, serta ekonomi masyarakat setempat.

“Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dan dampak yang tak terhitung?,” ujar Kun Wardana.

Gerakan ini menuntut Due Diligence mendalam dan evaluasi menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk.

“Investigasi risiko IP Technology melalui Wolbachia. Publik harus tahu dan menyatakan persetujuan.

Kami meminta tindakan segera untuk melindungi Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang,” tegas Kun Wardana. (*)

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here