Jabaran.id, Jakarta – Penting bagi orangtua dalam mempersiapkan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan optimal otak dan tulang. Orang tua dapat memantau pertumbuhan anaknya dan memastikan bahwa nutrisi yang tepat dan didapatkan sejak dini untuk memaksimalkan potensi yang ada di masa depan.
Dalam Live Instagram bersama Doodle Exclusive Baby Care, Ika Swasti Mahargyani, dr.SpGK mengatakan, kebutuhan gizi pada bayi tergantung pada periode usia. Terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan mulai masih janin dalam perut ibu, setelah lahir ada periode lahir 0 sampai 6 bulan disarankan Air Susu Ibu (ASI) Exclusive, periode 6 hingga 9 bulan dengan makanan pendamping, 9 hingga 12 bulan dan selanjutnya hingga 24 bulan. 1.000 hari pertama kehidupan harus dipersiapkan gizi yang optimal supaya tumbuh sesuai dengan periode usianya.
Yang dinamakan gizi seimbang adalah gizi yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. Komponen yang penting saat memberikan asupan makanan untuk bayi ataupun anak bahkan dewasa. Makanan yang mengandung makronutrien diantaranya karbohidrat, protein lemak, sedangkan untuk mikronutrien terkandung dalam serat yang terdapat dalam buah kandungan vitamin dan mineral ada disini.
“Apabila diberikan makanan yang mengandung kedua komponen ini gizinya dipastikan seimbang,” terangnya.
Dokter yang berpraktek di RSIA Bunda Semarang menerangkan jika saat memulai mpasi, lambung bayi ikan kecil juga membesar perlu waktu. Yang awalnya asupannya hanya cairan akan diselingi makanan pendamping air susu ibu (mpasi). Diawal bayi makan dicoba sedikit demi sedikit. Pertama kali mencoba 2 hingga 3 suap sudah cukup dan menunya dihari pertama sama tidak apa-apa. Merangsang anak untuk memulai mencoba makan, mencoba mengunyah. Saat mpasi anak sudah siap untuk makan, contohnya anak sudah duduk tegak, saat melihat orang dewasa makan bayi ingin meraih makanannya, sudah ingin ada rangsangan ingin memasukan barang ke dalam mulut. Hal inilah menjadi tanda-tanda anak sudah siap untuk mpasi.
Jika belum 6 bulan sudah ada tanda-tanda siap untuk mpasi itu berarti bayi mengalami mpasi dini. Mpasi dini tidak direkomendasikan kecuali ada kondisi-kondisi khusus. Karena kondisi ibu atau kondisi bayi menyebabkan berat badannya tidak berkembang sesuai usianya, produksi ASI ibu turun. Karena gangguan mengenyot akan mempengaruhi frekuensi dan produksi ASI. Kalau produksi ASI turun disarankan untuk konsultasi dengan dokter untuk memberikan mpasi sekitar usia 4 hingga 5 bulan kurang dari usia itu tidak diperbolehkan.
“Sesuai dengan tumbuh kembang dan perkembangan sensorik dan motoric juga ikut berkembang,” ungkap Dokter Ika.
Dokter Ika juga menuturkan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemberian nutrisi yang diterapkan untuk para ibu saat mpasi, yakni sesuai dengan tagline Kementrian Kesehatan (Kemenkes) MPasi kaya hewani cegah stunting. Bukan hanya sekedar tagline karena protein kandungannya Asam amino esensial. Ini terkandung dalam protein hewani utamanya. Kalau protein nabati tidak ada kandungan Asam amino esensial.
Kenapa perlu ini? Karena periode tumbuh kembang yakni 1.000 hari pertama kehidupan otak berkembang sangat cepat. Asam amino esensial ini diperlukan otak untuk semakin berkembang lagi hingga usianya 2 tahun. Yang diutamakan protein hewani seperti diketahui protein merupakan zat pembangun untuk membentuk jaringan, hormon pertumbuhan, kecerdasan otak juga memerlukan protein hewani.
“Yang diberikan ke anak adalah makanan yang mengandung makronutrien dan mikronutrien,” tuturnya lagi.
Ditambahkan lagi, yang menjadi tanda keberhasilan asupan nutrisi mpasi untuk bayi, pemantauan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala sangat diperlukan. Selain melihat anaknya gemuk tetapi panjang badan dan lingkar kepala tidak diukur. Diperlukan pemantauan 1 bulan sekali pada anak usia 0 hingga 6 bulan. Panjang badan, berat badan, lingkar kepala dimasukan kedalam kurva pertumbuhan disesuaikan dengan usianya.
“Akan ada grafik warna hijau, warna merah yang namanya indikator baik berada diwarna hijau. Kalau berada di bawah garis hijau harus waspada apakah mpasinya ada yang salah, atau cara menyusuinya kurang tepat sehingga tumbuh kembangnya tidak tepat,” tegasnya.
Seorang Dokter Gizi di salah satu rumah sakit di Semarang ini menambahkan, Mpasi fortivikasi juga disarankan, karena salah menyusun mpasi yang dimasak sendiri karena sudah disusun dengan kebutuhan bayi. Mpasi fortivikasi lebih baik diberikan daripada bubur bayi yang dijual dipinggir jalan karena kebersihan dan gizinya tidak tau. Jika menggunakan mpasi fortivikasi bisa dimasak sendiri dan kebersihannya terjamin.
Dokter yang berdomisili di kota Semarang ini menuturkan selain memperhatikan kandungan mpasi, feeding rules juga perlu diperhatikan mulai dari jumlah makanannya, frekuensi makannya, jam makannya. Mungkin karena jaraknya yang terlalu dekat sehingga bayi masing kenyang untuk makan berikutnya. Untuk jadwal pemberian makan pun harus konsisten, karena jika jaraknya terlalu dekat kemungkinan bayi masih merasa kenyang berikan jeda untuk mengatur lambung bayi. Sehingga lambung bayi bisa menyesuaikan jadwal yang sudah konsisten dilakukan.
Usahakan sebisa mungkin setiap jam makan keluarga melakukan makan bersama. Membuat lingkungan makan bersama sehingga bayi terstimulasi melakukan makan bersama ketika orang dewasa makan. Konsisten dilakukan untuk melakukan pola makan bayi, jangan mengendong bayi saat makan. Jangan terlalu lama memberikan makanan kepada bayi dengan durasi 30 menit setiap jam makan.
“Karena akan pengaruh dengan jam makan selanjutnya,” katanya.
Sistem imun didapatkan dari Air Susu Ibu (ASI) ada 1 sampai 3 juta leukosit masuk kedalam anak didapat ketika mendapatkan kolostrum saat setelah dilahirkan. Lactorferrin membentuk imunitas, mulai mpasi didalam protein hewani zinc dan zat besi komponen membentuk imunitas. Selain itu dari serat seperti buah dan sayur mendapatkan vitamin dan mineral. Namun komposisi serat tidak boleh lebih dari protein.
Diakhir wawancaranya, Ika Swasti Mahargyani, dr.SpGK berpesan sesuai dengan tagline Kementrian Kesehatan (Kemenkes) MPasi kaya hewani cegah stunting ikut berperan dalam mencerdaskan generasi. Hal ini dikarenakan fungsinya untuk mengembangkan otak sehingga otak dapat berkembang dan berfungsi dengan maksimal. Selain itu, anak yang sehat dan cerdas merupakan investasi untuk menjadi generasi emas generasi yang pintar dan cerdas.
“Untuk itu jadilah orangtua yang melek informasi sehingga bisa memberikan yang tepat baik itu makanan atau mpasi yang tepat untuk kehidupan berikutnya,” tutupnya.(*)