HomeEkonomiIni Penyebab 10.000 Kontainer Asal China Ancam Industri Tekstil Indonesia

Ini Penyebab 10.000 Kontainer Asal China Ancam Industri Tekstil Indonesia

Jabaran.id – Pengusaha tekstil di Indonesia memprediksi bahwa pasar domestik akan semakin dibanjiri oleh barang-barang impor asal China. Diperkirakan ribuan kontainer barang dari China akan menyerbu pasar Indonesia, yang menjadi ancaman serius bagi industri tekstil lokal.

Serbuan barang impor ini disebut sebagai akibat dari relaksasi aturan impor yang diterbitkan oleh pemerintah. Pengusaha tekstil menilai bahwa Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menunjukkan ketidakkonsistenan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri, khususnya industri garmen, industri kecil dan menengah (IKM), serta konveksi.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa revisi peraturan ini akan membuat pengendalian impor menjadi tidak efektif.

“Ini revisi menjadikan pengendalian impor tidak akan efektif karena semuanya sudah direlaksasi. Kemarin barang bawaan dan barang kiriman di-drop, sekarang pertek (Pertimbangan Teknis)-nya didrop. Artinya, pengajuan izin impor sudah pasti didapatkan tanpa mempertimbangkan industri dalam negerinya. Maka sudah pasti pasar domestik makin banjir impor dan menjadi tekanan bagi produsen lokal,” ujar Redma.

Banjirnya produk impor diperkirakan akan semakin menghimpit kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia. Dampak terburuknya adalah potensi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini.

“Ketika Permendag 36 belum direvisi, IKM sudah ada sedikit perbaikan order dari beberapa brand lokal. Tapi ini direvisi lagi dan IKM kembali banyak yang tutup. Kondisi ini berimbas ke industri kain, benang, dan serat yang jadi tidak bisa menaikkan utilisasinya, di mana saat ini rata-rata masih di kisaran 45%. Maka kita akan lihat tren PHK akan kembali lagi karena akan banyak perusahaan yang sudah sekarat,” kata Redma.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana, memperkirakan bahwa jumlah produk impor yang masuk ke Indonesia akan sangat besar, bahkan membanjiri pasar. Menurut perhitungannya, selama tiga bulan ke depan, proyeksi importasi produk tekstil, garmen, dan alas kaki bisa mencapai sekitar 10 ribu kontainer.

“Kalau Permendag ini diberlakukan selama 3 bulan ke depan, proyeksi importasi finished product tekstil, garmen, dan alas kaki akan banjiri Indonesia sekitar kurang lebih 10 ribu kontainer. Artinya, banjir barang tekstil, pakaian, sepatu jadi, bakal luber di pasar, mal, dan di platform e-commerce. Hanya dalam waktu 3 bulan ke depan. Dan akan terus menerus laju impor bertumbuh dua-tiga kali lipat dalam 6 bulan ke depan,” jelas Danang.

Danang juga menyoroti bahwa produk-produk hasil domestik tidak akan mampu melawan predatory pricing akibat banjir produk impor.

“Permendag 8 ini semacam gayung bersambut dengan kepentingan China. Yaitu, Indonesia membuka keran impor sebesar-besarnya, sementara di China sedang mengalami over production dan membutuhkan pasar untuk menjual dengan harga murah, tidak hanya tekstil dan garmen tetapi juga barang-barang elektronik dan household alat-alat rumah tangga,” tambahnya.

Situasi ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh industri tekstil lokal dalam menghadapi serbuan barang impor dari China. Pemerintah diharapkan dapat meninjau kembali kebijakan impor ini untuk melindungi industri dalam negeri dan mencegah dampak negatif yang lebih luas, termasuk peningkatan angka PHK dan penutupan perusahaan lokal.(*)

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here