Jabaran.id – Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) Kecamatan Cilodong kembali digelar dengan meriah di SMPIT Al Amin Depok. Pentas PAI tahunan ini menampilkan delapan mata lomba yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai sekolah se-Kecamatan Cilodong.
Menurut Ketua Panitia Pentas PAI Cilodong, Widiyani, total peserta mencapai 335 siswa, dengan lomba pidato menjadi kategori yang paling diminati.

Widiyani memaparkan rincian peserta untuk setiap lomba. Lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) diikuti oleh 14 sekolah, terdiri dari 7 peserta putra dan 11 putri. Sementara Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) menarik minat lebih besar dengan 31 sekolah, melibatkan 23 peserta putra dan 29 putri.
“Untuk kaligrafi, ada 27 sekolah yang berpartisipasi dengan 11 peserta putra dan 26 putri. Lomba binausola diikuti oleh 31 sekolah, masing-masing mengirimkan tiga siswa,” jelas Widiyani.
Selain itu, lomba azan juga mendapat antusiasme tinggi dengan 31 sekolah peserta. Sementara itu, penampilan qasidah diwakili oleh SDN Kalimulya 2. Lomba Cerdas Cermat (LCC) diikuti oleh 29 tim sekolah, dengan setiap tim terdiri dari tiga siswa. Adapun lomba pidato menjadi yang paling banyak peminatnya, dengan 38 peserta (17 putra dan 21 putri).
Widiyani mengungkapkan optimisme bahwa peserta dari Cilodong bisa kembali meraih prestasi gemilang di tingkat provinsi.

“Tahun lalu, perwakilan kami untuk lomba pidato dan azan berhasil menjuarai tingkat Kota Depok dan melaju ke Pentas PAI Provinsi Jawa Barat. Kami berharap tahun ini ada lagi yang bisa menjadi juara 1 di tingkat kota dan maju ke Pentas PAI tingkat provinsi,” ujarnya.
Pendamping Satuan Pendidikan Kecamatan Cilodong, Kabul Sucipto, turut menyampaikan apresiasi dan harapannya. Pentas PAI Kecamatan Cilodong tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pengembangan bakat dan karakter siswa dalam bidang keagamaan. Dengan antusiasme peserta yang tinggi, kegiatan ini diharapkan terus memunculkan bibit-bibit unggul yang mampu mengharumkan nama Cilodong di kancah yang lebih luas.
“Kami berharap kegiatan ini semakin berkembang ke depannya. Prestasi yang diasah sejak dini akan menjadi bekal hidup yang baik bagi siswa,” kata Kabul. (*)


Kasihan anak yang lomba kaligrafi ga pake alas tikar atau apa gitu. Kelihatan banget di fotonya