Jabaran.id – Legenda sepakbola Jerman, Lothar Matthaeus, mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap keputusan Bayern Munich untuk menjual Matthijs de Ligt ke Manchester United. Menurut Matthaeus, keputusan ini merupakan langkah yang mengejutkan dan dianggap blunder besar, terutama mengingat lini pertahanan Bayern Munich yang dinilai rapuh.
De Ligt, bek tengah internasional Belanda, dilepas oleh Bayern Munich dengan nilai transfer mencapai 50 juta euro. Pemain berusia 24 tahun ini telah membela Die Roten selama dua musim, di mana ia berkontribusi dalam meraih dua trofi bersama klub tersebut. Keputusan untuk menjual De Ligt menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi pengamat sepakbola seperti Matthaeus, yang selama ini dikenal sebagai salah satu sosok terhormat di kancah sepakbola Jerman.
Lothar Matthaeus, yang merupakan peraih tujuh medali juara Bundesliga bersama Bayern Munich, tak segan melontarkan kritik tajam terhadap mantan klubnya. Menurutnya, Bayern Munich melakukan kesalahan besar dengan melepas De Ligt, yang selama dua musim terakhir dinilai sebagai bek paling stabil dan menjadi pemimpin di lini belakang tim. Matthaeus menegaskan bahwa menjual De Ligt sama saja dengan menghilangkan sosok yang mampu mengawal pertahanan Bayern dengan baik.
“Pertahanan Bayern masih tetap menjadi kelemahan terbesar mereka. Matthijs de Ligt adalah bek yang paling konsisten dan stabil selama dua musim terakhir, dan dia adalah pemimpin yang solid di lini belakang. Keputusan untuk menjualnya sungguh menyedihkan. Sekarang, Bayern harus kembali mencari sosok yang bisa menggantikan peran besar David Alaba, setelah sebelumnya juga kehilangan pemain berkualitas di lini belakang. Menurut saya, ini adalah kemunduran bagi Bayern,” kata Matthaeus kepada Sky Sports.
Meskipun Bayern Munich masih memiliki lima bek tengah setelah kepergian De Ligt, kekhawatiran tetap ada. Saat ini, pemain yang mengisi posisi bek tengah di Bayern termasuk Dayot Upamecano, Kim Min-jae, Eric Dier, serta pemain muda berbakat Tarek Buchmann. Namun, masalah muncul ketika penggawa baru, Hiroki Ito, mengalami cedera bahkan sebelum musim dimulai, membuat Bayern kehilangan satu opsi penting di lini pertahanan.
Matthaeus juga menyebut bahwa sejumlah pemain Bayern sendiri merasa tidak puas dengan keputusan klub menjual De Ligt.
“Banyak pemain, bahkan di dalam tim, tidak setuju dengan keputusan ini. Mereka tahu pertahanan mereka sudah kurang solid, dan sekarang bek terbaik mereka justru dijual,” ungkapnya.
Keputusan untuk menjual De Ligt semakin dipertanyakan setelah penampilan Bayern Munich dalam laga pembuka Bundesliga melawan Wolfsburg. Meskipun Bayern akhirnya menang dengan skor 3-2, lini pertahanan mereka tetap menjadi sorotan utama. Dalam pertandingan tersebut, Bayern kebobolan dua gol hanya dalam rentang waktu 12 menit di babak kedua, yang menunjukkan ketidakstabilan di lini belakang. Kelemahan ini terlihat mencolok, meski Bayern berhasil mencetak dua gol tambahan untuk mengamankan kemenangan.
Matthaeus menegaskan, jika De Ligt masih berada di dalam tim, kekhawatirannya terhadap pertahanan Bayern akan jauh berkurang. Namun, ia juga menambahkan bahwa keputusannya untuk tidak lagi terlibat dalam manajemen atau pengambilan keputusan di klub membuatnya hanya bisa menerima situasi yang ada.
“Jika De Ligt tidak dijual, saya tidak akan terlalu khawatir dengan Bayern saat ini. Mungkin pendapat saya berbeda dengan orang-orang yang saat ini memiliki wewenang di Bayern. Tapi, ini adalah keputusan yang harus kita terima,” jelasnya.
Penjualan Matthijs de Ligt oleh Bayern Munich ke Manchester United memicu banyak reaksi, terutama dari mantan pemain dan pengamat sepakbola seperti Lothar Matthaeus. Meski Bayern masih memiliki beberapa opsi di lini pertahanan, keraguan tetap ada mengenai kemampuan mereka menjaga kestabilan di sektor ini, khususnya setelah kepergian pemain yang dianggap sebagai pemimpin di lini belakang. Waktu akan membuktikan apakah keputusan Bayern menjual De Ligt merupakan langkah yang tepat atau malah menjadi salah satu blunder besar dalam sejarah klub. (*)