Jabaran.id – SDIT Al Fatih menyambut Tahun Ajaran 2025/2026 dengan menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah bagi 50 siswa baru kelas I. Kegiatan yang diikuti seluruh 264 siswa ini mengusung tema ‘Aku Siap Menjadi Generasi Berakhlak Mulia, Belajar Ceria, Berteman Bahagia, dan Taat kepada Allah SWT‘, menekankan pembentukan karakter islami sejak pendidikan dasar.
Kepala SDIT Al Fatih, Diah Lestari, menjelaskan filosofi kegiatan ini. MPLS Ramah didesain tidak hanya sebagai pengenalan lingkungan, tetapi sebagai fondasi pembiasaan nilai-nilai akhlak mulia dan kecintaan belajar dalam bingkai islami.
Acara dibuka dengan tasmi‘ Alquran oleh siswa, diikuti penampilan kreatif murid kelas I yang menyanyikan lagu-lagu islami. Sekolah menghadirkan pengenalan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) melalui metode interaktif, sementara guru dan staf memeriahkan acara dengan pertunjukan menyanyi, menari, serta drama edukatif bertema persahabatan dan semangat belajar.
“Kami sengaja menghadirkan beragam aktivitas menyenangkan agar anak-anak tidak hanya mendengar teori, tetapi mengalami langsung suasana sekolah yang menyenangkan,” jelas Diah.
Bagian penting MPLS adalah sesi parenting bagi 50 orang tua murid baru dengan tema ‘Peran Orang Tua dalam Proses Belajar Anak‘ yang disampaikan Wakil Ketua Yayasan Al Fatih Cendikia, Khalilah Zahra.
“Kolaborasi tiga pihak – sekolah, anak, dan orang tua – adalah kunci keberhasilan pendidikan karakter. Di rumah, orang tua harus konsisten menerapkan nilai-nilai yang diajarkan sekolah,” ucap Khalilah Zahra.
Diah Lestari memaparkan tujuan mendalam di balik MPLS Ramah ini. “Kami ingin menciptakan lingkungan dimana anak-anak tidak hanya mampu beradaptasi secara sosial, tetapi juga tumbuh dengan semangat belajar yang menyenangkan dan akhlak qur’ani,” tuturnya.
Dengan kombinasi pendekatan edukatif, islami, dan kolaboratif, SDIT Al Fatih menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas akademik tetapi juga berkarakter qur’ani.
“MPLS Ramah adalah cermin visi kami: pendidikan menyenangkan yang mengakar pada nilai-nilai ilahi,” pungkas Diah. (*)
