HomeOlahragaPenunjukan Paulo Fonseca sebagai Pelatih AC Milan Mengundang Kontroversi

Penunjukan Paulo Fonseca sebagai Pelatih AC Milan Mengundang Kontroversi

Jabaran.id – AC Milan dikabarkan sedang dalam tahap akhir untuk menunjuk Paulo Fonseca sebagai pelatih kepala untuk musim 2024-2025. Keputusan ini menuai pro dan kontra di kalangan pengamat sepak bola, yang menganggap bahwa Milan mungkin tidak belajar dari kesalahan masa lalu.

Setelah berakhirnya masa jabatan Stefano Pioli, AC Milan telah mempertimbangkan beberapa kandidat sebagai penggantinya. Nama-nama seperti Antonio Conte dan Julen Lopetegui sempat menjadi kandidat kuat. Namun, akhirnya pilihan jatuh kepada Paulo Fonseca, pelatih asal Portugal yang saat ini masih terikat kontrak dengan Lille hingga Juni 2024.

Pihak Fonseca dan AC Milan dikabarkan telah mencapai kesepakatan awal, dan pengumuman resmi hanya tinggal menunggu waktu. Fonseca dianggap cocok dengan visi klub, baik di dalam maupun luar lapangan, terutama melalui gaya kepemimpinannya yang dianggap sesuai dengan arah yang diinginkan oleh manajemen klub.

Penunjukan Fonseca tidak lepas dari kritik. Jurnalis senior Italia, Franco Ordine, mengingatkan bahwa AC Milan bisa mengulangi kesalahan yang sama seperti saat merekrut Marco Giampaolo pada musim 2019-2020. Giampaolo, yang diangkat setelah membawa Sampdoria tampil apik, hanya bertahan selama 111 hari di San Siro sebelum dipecat karena serangkaian hasil buruk.

- Advertisement -

Ordine, dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport yang dikutip oleh BolaSport.com, menyatakan bahwa langkah Milan ini mengingatkan pada masa ketika Milan di bawah kendali Elliott Management menunjuk Giampaolo, yang ternyata gagal memenuhi harapan. “Pergerakan Milan yang dilakukan RedBird mengingatkan kita pada perpindahan Milan ke Elliott bersama Marco Giampaolo,” kata Ordine.

Paulo Fonseca sebelumnya pernah melatih AS Roma dari 2019 hingga 2021. Meski memiliki pengalaman di Liga Italia, Fonseca belum pernah menangani klub-klub elit Eropa lainnya. Kariernya mencatat keberhasilan terbesar bersama Shakhtar Donetsk, di mana ia memenangkan gelar ganda Liga Ukraina dan Piala Ukraina selama tiga musim berturut-turut antara 2016-2019.

Fonseca juga memiliki pengalaman melatih di SC Braga dan FC Porto. Namun, pengalamannya di klub-klub besar Eropa masih terbatas, sehingga menimbulkan keraguan apakah ia mampu membawa AC Milan meraih kesuksesan yang diharapkan.

AC Milan diharapkan bisa belajar dari pengalaman pahit masa lalu, terutama dari penunjukan Marco Giampaolo yang berakhir dengan cepat dan kurang sukses. Saat itu, Giampaolo hanya berhasil membawa Milan meraih tiga kemenangan dari tujuh pertandingan awal di Liga Italia, sebelum akhirnya dipecat pada Oktober 2019.

“Risikonya adalah mengulangi pengalaman bersama Giampaolo,” imbuh Ordine, mengingatkan bahwa klub harus lebih berhati-hati dalam memilih pelatih untuk memastikan stabilitas dan kesuksesan jangka panjang.

Penunjukan Paulo Fonseca sebagai pelatih baru AC Milan masih menjadi topik hangat dengan berbagai pandangan yang berbeda. Sementara pihak klub optimis dengan kemampuan Fonseca untuk membawa perubahan positif, kritik dan peringatan dari pengamat sepak bola menggarisbawahi pentingnya belajar dari kesalahan masa lalu untuk menghindari kegagalan serupa. Bagaimana pun, keputusan final dan kinerja Fonseca di masa depan akan menentukan apakah pilihan ini akan membawa Milan ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. (*)

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here