HomePendidikanSeminar SDI Al Husain: 'Be a Friend, Not a Bully' Cegah Perundungan...

Seminar SDI Al Husain: ‘Be a Friend, Not a Bully’ Cegah Perundungan di Kalangan Anak

Jabaran.id – SD Islam (SDI) Al Husain bersama Komite Sekolah mengadakan Seminar Anak dan Orang Tua bertema “Be a Friend, Not a Bully” yang ditujukan untuk siswa dan orang tua kelas I, II, dan III. Seminar ini bertujuan memberikan edukasi tentang perundungan (bullying) kepada para siswa dan orang tua, agar mampu memahami serta mencegah tindakan perundungan yang sering kali terjadi baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga.

Kepala SDI Al Husain, Umi Istichomah, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memahami konsep bullying secara benar.

“Bullying tidak hanya datang dari orang lain, tetapi bisa juga berasal dari keluarga. Jadi, kita semua harus benar-benar memahami konsep bullying itu apa, agar di mana pun dan kapan pun, anak merasa aman dan nyaman. Bullying bisa datang dari ucapan, sehingga semua orang tua harus memahami hal ini. Dengan adanya seminar ini, baik anak maupun orang tua bisa saling memahami apa itu bullying dan bagaimana mencegahnya demi membentuk anak yang berkarakter,” ujarnya.

SDI Al Husain seminar bullying 2

- Advertisement -

Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik perhatian siswa, salah satunya adalah sesi dongeng yang disampaikan oleh Kang Eman dari Kampung Dongeng Depok. Sesi ini menghibur sekaligus memberikan pesan moral yang relevan dengan tema seminar, yaitu persahabatan dan kebaikan.

Materi utama dalam seminar ini disampaikan oleh Arytha Ite Rusiaty dari Yayasan Sekar Bunga Anargya. Dalam pemaparannya, Arytha menjelaskan bahwa bullying adalah perilaku agresif berulang yang bertujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain baik secara tindakan, ucapan, maupun psikologis.

“Terdapat empat jenis bullying yang harus dipahami oleh orang tua. Pertama, bullying fisik seperti memukul, mendorong, dan mencakar. Kedua, bullying verbal seperti mengejek, menghina, dan meledek. Ketiga, bullying sosial, di mana pelaku berusaha mempermalukan, mengucilkan, atau menolak berteman. Dan yang terakhir adalah cyberbullying, yang dilakukan melalui perangkat digital,” jelas Arytha.

Ia juga menekankan bahwa menangani bullying membutuhkan edukasi yang tepat. Anak-anak yang menjadi korban bullying biasanya memiliki harga diri yang rendah, sehingga penting bagi orang tua untuk membangun komunikasi terbuka dan menciptakan lingkungan yang aman.

“Kita perlu mengajarkan anak-anak untuk berbicara jika mereka merasa ada hal yang tidak sesuai, serta memberikan batasan yang jelas. Orang tua juga harus menciptakan lingkungan aman di mana anak-anak dan orang dewasa merasa nyaman melaporkan penindasan,” tambahnya.

Seminar ini diharapkan dapat membuka wawasan orang tua dan siswa tentang pentingnya pencegahan bullying sejak dini, serta mendorong terciptanya lingkungan yang lebih positif dan aman baik di sekolah maupun di rumah. (*)

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here