HomePendidikanSMPN 26 Depok Gelar Seminar Parenting: Kenali Tanda Awal Kecanduan Pornografi pada...

SMPN 26 Depok Gelar Seminar Parenting: Kenali Tanda Awal Kecanduan Pornografi pada Remaja dan Strategi Mengatasinya

Jabaran.id – Dalam upaya mendukung peran orang tua dan guru dalam membimbing generasi muda menghadapi tantangan era digital, SMPN 26 Depok bekerjasama dengan Komite Sekolah mengadakan seminar parenting bertema “Mengenali Tanda-Tanda Awal Kecanduan Pornografi serta Strategi Mengatasinya pada Remaja”. Seminar ini menghadirkan narasumber Psikolog Pendidikan sekaligus Dosen di Universitas Indonesia, Elok D. Malay, yang memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya mengenali dan mengatasi masalah kecanduan pornografi di kalangan remaja.

Seminar ini diselenggarakan secara bergilir untuk seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX selama dua hari, yakni pada 22 dan 23 Oktober 2024. Hari pertama dihadiri oleh siswa kelas VII dan VIII, sementara kelas IX mengikuti pada hari kedua. Melalui kegiatan ini, sekolah berharap dapat meningkatkan pemahaman siswa dan orang tua mengenai dampak negatif teknologi, khususnya pornografi, serta bagaimana orang tua dapat berperan aktif dalam pencegahannya.

Ketua Komite SMPN 26 Depok, Wintarsih, menyatakan pentingnya peran orang tua dalam mengantisipasi dampak negatif teknologi pada anak-anak mereka. Oleh karena itu, perlu ada kerjasama yang baik antara sekolah dengan orang tua dalam mendidik anak. Jangan sampai orang tua tidak mengetahui perkembangan anaknya, baik itu dalam segi ilmu pengetahuannya ataupun dalam segi hubungan sosialnya.

SMPN 26 Depok parenting 2

- Advertisement -

“Pendidikan yang diberikan, baik di rumah maupun di sekolah, merupakan kewajiban orang tua. Dengan adanya seminar ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua, terutama dalam menghadapi tantangan teknologi yang semakin maju. Orang tua harus paham teknologi agar bisa mengimbangi pengetahuan anak-anaknya,” ujarnya.

Senada dengan Wintarsih, Kepala SMPN 26 Depok, Ahmad Sujai, menegaskan pentingnya sinergi antara sekolah, orang tua, dan lingkungan dalam mendidik anak-anak.

“Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab keluarga dan lingkungan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa membuka gerbang kesuksesan bagi anak-anak kita,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa teknologi, meskipun memiliki banyak manfaat, dapat membawa dampak negatif yang serius, terutama pada kesehatan mental anak-anak.

“Kesehatan mental bisa terganggu oleh dampak negatif dari gadget, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku anak. Mereka menjadi lebih sering menyendiri, mudah marah, dan sulit berinteraksi sosial,” tambahnya.

Elok D. Malay, sebagai narasumber utama, menjelaskan secara rinci tanda-tanda kecanduan gadget dan pornografi pada remaja. Tanda-tanda kecanduan gadget meliputi penggunaan yang berlebihan, tidak sadar waktu, butuh gawai untuk merasa senang, cemas dan gelisah saat tidak memegang gawai, serta terganggunya fungsi harian mereka.

SMPN 26 Depok parenting 1

“Sementara tanda-tanda kecanduan pornografi antara lain hilangnya minat pada lingkungan sekitar, obsesi terhadap gawai, kurang tidur, sering berbohong, perubahan suasana hati (mood swings), penurunan kemampuan kognitif, dan selalu mencari gratifikasi instan,” jelasnya.

Elok juga mengingatkan bahwa remaja adalah individu yang berada dalam proses pencarian jati diri, sehingga mereka sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekat, terutama orang tua.

“Orang tua memiliki pengaruh terbesar dalam perkembangan anak. Guru mungkin hanya bertemu dengan anak selama beberapa jam sehari dan berganti setiap naik kelas, tetapi orang tua selalu ada. Oleh karena itu, peran orang tua sangat krusial dalam mencegah dan menangani masalah ini,” katanya.

Dalam penjelasannya, Elok juga membahas empat kategori peran orang tua dalam mendidik anak, yaitu diktator, fasilitator, sponsor, dan abai. Orang tua dengan gaya diktator cenderung fokus pada kontrol dan aturan, namun kurang dalam memberikan kebebasan dan perhatian. Sementara fasilitator mampu menerapkan aturan yang baik, memberikan perhatian, dan sering berdiskusi dengan anak. Tipe sponsor atau abai memiliki kontrol yang lemah dan kurang dalam memberikan perhatian serta aturan kepada anak.

“Pencegahan kecanduan pornografi bisa dilakukan dengan memberikan contoh yang baik, mengajarkan nilai-nilai moral, berkomunikasi secara terbuka, dan peduli terhadap perkembangan anak,” tambahnya.

Ia juga memberikan solusi bagi orang tua yang sudah mendapati anaknya menunjukkan tanda-tanda kecanduan pornografi, yaitu dengan pendekatan yang hangat, regulasi, komunikasi yang efektif, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan.

“Pendampingan yang baik akan sangat menentukan masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.

Seminar ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada para siswa dan orang tua dalam menghadapi tantangan dunia digital, serta mendorong kesadaran akan pentingnya peran keluarga dalam mendukung perkembangan mental dan moral anak-anak. (*)

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here