Jabaran.id, – Kreativitas dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 tidak hanya terbatas pada kampanye para kandidat, tetapi juga terlihat pada desain Tempat Pemungutan Suara (TPS). Berbagai tema unik sengaja diusung untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus meningkatkan partisipasi pemilih. Mulai dari tema budaya lokal hingga konsep yang tidak biasa seperti Halloween dan resepsi pernikahan, berikut adalah beberapa TPS yang menjadi sorotan tahun ini:
1. TPS Tema Kafe di Rutan Temanggung
TPS 901 di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Temanggung mengusung tema yang tidak biasa, yaitu suasana kafe. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengenakan seragam barista, dan para pemilih mendapatkan suguhan kopi hangat setelah menyalurkan hak pilih mereka.
Menurut Kepala Rutan, Andri Lesmanu, tema “Pesta Demokrasi Berteman Segelas Kopi” dipilih untuk memberikan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan bagi para pemilih, terutama warga binaan.
Di TPS 901, tercatat sebanyak 172 Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), yang terdiri dari 144 warga binaan serta 28 petugas rutan. Langkah ini diharapkan tidak hanya memperlancar proses pemungutan suara, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih humanis di lingkungan rutan.
2. TPS Nuansa Kain Tapis di Bandar Lampung
Di TPS 001 Kelurahan Kedaung, Bandar Lampung, nuansa lokal diangkat melalui kain tapis yang menjadi ciri khas budaya Lampung. Ketua KPPS, Sepdianto, menjelaskan bahwa konsep “Tapis Berseri” bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada masyarakat luas.
Dekorasi TPS dilengkapi dengan lambang siger, simbol khas Lampung, dan dominasi warna biru yang terlihat pada pakaian petugas, kursi, hingga hiasan tenda. Meskipun penggunaan warna biru hanya didasarkan pada selera panitia, keunikan ini diharapkan mampu menarik perhatian warga untuk datang ke TPS dan meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya di Kelurahan Kedaung.
3. TPS Bertema Budaya Melayu di Bangka Belitung
Di Kampung Dul, Kabupaten Bangka Tengah, TPS 005 menghadirkan suasana budaya Melayu yang kental. Ornamen tradisional Melayu serta elemen khas daerah setempat menghiasi lokasi TPS.
Konsep ini tidak hanya memperindah lokasi, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga tradisi lokal di tengah proses demokrasi. Dengan tema ini, penyelenggara berharap pemilih merasa bangga dengan budaya mereka sekaligus lebih antusias untuk menggunakan hak pilih.
4. TPS Bertema Halloween di Kota Bogor
Di RW 05 Kelurahan Kebon Kalapa, Kota Bogor, TPS 05 hadir dengan konsep yang tidak biasa: Halloween. Para petugas KPPS mengenakan kostum seram, lengkap dengan dekorasi bertema horor.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, menyebutkan bahwa tema ini dirancang untuk menarik perhatian kelompok pemilih muda dan ibu-ibu, yang terkadang enggan untuk datang ke TPS. Langkah kreatif ini dinilai efektif dalam meningkatkan partisipasi pemilih dari berbagai latar belakang.
5. TPS Bertema Wayang Orang di Semarang
Kota Semarang juga tidak ketinggalan dalam menyemarakkan Pilkada 2024. Salah satu TPS menghadirkan tema wayang orang, di mana para petugas KPPS mengenakan kostum tokoh pewayangan seperti Arjuna, Gatotkaca, dan Srikandi.
Tema ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menjadi media untuk mengenalkan seni tradisional kepada masyarakat, terutama generasi muda. Dengan cara ini, pesta demokrasi menjadi lebih bermakna karena turut melibatkan pelestarian budaya.
6. TPS Bertema Resepsi Pernikahan di Semarang
Di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, TPS 03 Lempongsari dihias layaknya pesta pernikahan tradisional Jawa. Janur kuning menghiasi area TPS, sementara petugas mengenakan busana tradisional lurik lengkap dengan blangkon.
TPS ini juga menjadi lokasi pencoblosan beberapa tokoh penting, seperti Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, yang datang menggunakan hak pilihnya. Antrean pemilih mulai terlihat sejak pagi, menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap konsep yang diusung.
Ragam tema unik yang diusung oleh berbagai TPS pada Pilkada Serentak 2024 tidak hanya memberikan pengalaman yang berbeda, tetapi juga menjadi strategi untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih. Dengan memanfaatkan kreativitas dan kearifan lokal, penyelenggara berhasil menciptakan suasana demokrasi yang inklusif dan meriah.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi dalam menyelenggarakan pesta demokrasi yang tidak hanya efektif, tetapi juga berkesan bagi masyarakat luas. (*)
