Jabaran.id – Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak mereka, termasuk dalam aspek kognitif, sosial, dan emosional. Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam tahap awal kehidupan anak adalah, apakah anak usia tiga tahun perlu dimasukkan ke preschool?
Memilih preschool sebagai langkah awal pendidikan anak sering dianggap sebagai keputusan penting. Orang tua berharap, dengan mengikuti program pendidikan dini, anak akan mendapatkan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangannya. Namun, apakah setiap anak usia tiga tahun memang membutuhkan preschool? Ataukah ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat keputusan ini?
Preschool Bukan Sekolah Formal
Penting untuk memahami bahwa preschool berbeda dengan sekolah formal. Di preschool, anak-anak berusia dua hingga lima tahun belajar melalui bermain, berinteraksi dengan teman sebaya, dan mengikuti aktivitas yang dirancang untuk merangsang perkembangan mereka secara menyeluruh.
Menurut psikolog anak, Danang Baskoropreschool pada usia tiga tahun bukanlah sesuatu yang wajib. “Pada usia ini, hal yang paling penting adalah anak memiliki hubungan yang kuat dengan orang tua, terutama ibunya,” jelas Danang. Kehadiran orang tua, terutama di tahun-tahun awal kehidupan, sangat penting untuk membangun rasa aman dan kepercayaan diri pada anak.
Baca juga : Workshop TPPK PAUD: Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Anak
Kapan Anak Siap Masuk Preschool?
Setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, usia tidak dapat dijadikan satu-satunya patokan untuk menentukan apakah anak siap masuk preschool. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan:
1. Kesiapan Sosial dan Emosional
Anak yang siap masuk preschool umumnya sudah mulai menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka mulai merasa nyaman bermain dengan teman sebaya, berbagi mainan, dan mengikuti kegiatan kelompok.
Anak yang masih cenderung takut berpisah dari orang tua mungkin membutuhkan waktu lebih lama sebelum benar-benar siap. Namun, preschool juga bisa menjadi tempat yang membantu anak mengatasi kecemasan ini secara bertahap.
2. Kesiapan Fisik
Salah satu indikator penting kesiapan anak masuk preschool adalah kemampuan untuk melakukan toilet training atau setidaknya sedang dalam proses belajar.
Banyak preschool yang mengharapkan anak sudah bisa pergi ke toilet sendiri atau dengan sedikit bantuan. Hal ini penting untuk mendukung kemandirian anak dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
3. Kemampuan Mengikuti Instruksi
Anak yang siap masuk preschool biasanya sudah mampu mengikuti instruksi sederhana, seperti mengambil mainan, duduk di lingkaran, atau mencuci tangan setelah bermain.
Kemampuan ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami perintah dan mampu mematuhi aturan yang sederhana, yang merupakan bagian penting dari kegiatan di preschool.
4. Kemampuan Komunikasi
Meskipun anak usia tiga tahun belum diharapkan memiliki kemampuan bicara yang sempurna, mereka seharusnya sudah bisa berkomunikasi secara sederhana.
“Anak tidak harus berbicara dengan jelas seperti orang dewasa, tetapi orang lain harus bisa memahami apa yang ingin mereka sampaikan,” ujar Danang. Jika anak masih mengalami kesulitan berbicara atau belum bisa menyusun kalimat sederhana, orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau terapis bicara.
Manfaat Preschool untuk Anak Usia Dini
Meskipun tidak wajib, memasukkan anak ke preschool memiliki banyak manfaat, terutama dalam mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka. Berikut beberapa manfaat utama preschool:
1. Pengembangan Sosial
Di preschool, anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka belajar berbagi, bergantian, dan bekerja sama dalam kegiatan kelompok.
Pengalaman ini penting untuk membangun keterampilan sosial yang akan berguna di masa depan.
2. Pengembangan Kemandirian
Preschool membantu anak menjadi lebih mandiri. Mereka belajar melakukan tugas-tugas sederhana sendiri, seperti memakai sepatu, mencuci tangan, atau merapikan mainan. Kemandirian ini penting untuk membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab.
3. Stimulasi Kognitif
Meskipun preschool tidak fokus pada akademik seperti membaca atau menulis, anak tetap mendapatkan stimulasi kognitif melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti mendengarkan cerita, bermain puzzle, atau menggambar.
Aktivitas-aktivitas ini membantu mengembangkan kemampuan berpikir, memori, dan kreativitas anak.
4. Persiapan Masuk Sekolah Formal
Preschool bisa menjadi jembatan yang baik sebelum anak masuk ke sekolah formal. Anak belajar beradaptasi dengan rutinitas sekolah, mengikuti jadwal, dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
Apakah Preschool Wajib untuk Anak Usia 3 Tahun?
Tidak, preschool tidak wajib untuk anak usia tiga tahun. Keputusan untuk memasukkan anak ke preschool sepenuhnya bergantung pada kesiapan dan kebutuhan anak serta situasi keluarga.
Beberapa orang tua mungkin merasa lebih nyaman menunggu hingga anak mereka berusia empat atau lima tahun sebelum memasukkan mereka ke program pendidikan formal. Sementara itu, orang tua lain mungkin melihat preschool sebagai kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dan belajar dalam lingkungan yang mendukung.
Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan ini didasarkan pada kebutuhan dan perkembangan anak, bukan tekanan dari lingkungan atau keinginan untuk mengikuti tren.
Preschool adalah pilihan, bukan kewajiban. Setiap anak memiliki kebutuhan dan kesiapan yang berbeda-beda. Orang tua perlu mempertimbangkan aspek sosial, emosional, fisik, dan kognitif anak sebelum memutuskan untuk memasukkannya ke preschool.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan dan orang tua merasa bahwa preschool akan memberikan manfaat positif, maka tidak ada salahnya untuk mencoba. Namun, jika anak belum siap, tidak perlu memaksakan. Orang tua tetap bisa memberikan stimulasi yang cukup di rumah melalui bermain, membaca buku, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Yang terpenting adalah memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan tahap perkembangan anak, baik di rumah maupun di preschool. (*)