Jabaran.id – Sebanyak 52 peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan guru di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengikuti workshop Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Bahagia Belajar Bersama Sukmajaya Kota Depok, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dalam pencegahan kekerasan terhadap anak di satuan pendidikan PAUD.
Workshop yang digelar sebagai bagian dari program komunitas belajar Profil Pelajar Pancasila (PMP) ini menghadirkan Sulistiowarti, seorang fasilitator daerah, sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Sulistiowarti menekankan pentingnya membangun lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi anak-anak.
“Kekerasan pada anak tidak hanya berdampak pada psikologis mereka, tetapi juga dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, guru perlu memiliki pemahaman dan keterampilan untuk mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan,” ujar Sulistiowarti.
Workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta mengenai bentuk-bentuk kekerasan pada anak, cara mendeteksinya, serta langkah-langkah penanggulangan yang efektif. Selain itu, peserta juga diajak berdiskusi mengenai peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang positif dan kondusif.
Baca juga : Gebyar Kreativitas Guru dan Anak TK dari IGTKI-PGRI Sukmajaya Diramaikan 1.064 Siswa dan 164 Guru
Ketua Komunitas Bahagia Belajar Bersama Sukmajaya Depok menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat memotivasi para guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya.
“Kami ingin para guru tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga bersemangat untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama menciptakan generasi muda yang kuat, sehat, dan berkarakter,” ujarnya.
Ketua Komunitas Bahagia Belajar Bersama, Tursiyah mengatakan, kegiatan ini dan banyak manfaat. Tentu disesuaikan dengan perkembangan zaman sekarang ini. Sehingga, bisa diterapkan dan diaplikasikan oleh banyak orang.
“Workshop ini sangat relevan dengan tantangan yang kami hadapi sehari-hari. Materi yang diberikan tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif, sehingga kami merasa lebih percaya diri untuk menerapkannya di sekolah,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong praktik pendidikan yang berorientasi pada kepentingan anak dan pembentukan karakter. Melalui kolaborasi antara guru, kepala sekolah, dan komunitas belajar, diharapkan kekerasan di satuan pendidikan PAUD dapat diminimalkan, sekaligus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan inklusif bagi anak-anak. (*)