Jabaran.id – Liburan keluarga selalu menjadi momen berharga yang dinanti-nantikan. Di tengah kesibukan sehari-hari, berkumpul bersama orang tersayang sambil menonton film bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan sekaligus mempererat ikatan. Tak sekadar hiburan, film keluarga berkualitas mampu menghadirkan tawa, air mata, dan diskusi bermakna tentang nilai-nilai kehidupan. Berikut rekomendasi film keluarga terbaik yang layak masuk dalam daftar tontonan liburan Anda.
1. Petualangan Sherina 2 (2023): Nostalgia yang Segar untuk Dua Generasi
Setelah lebih dari dua dekade, dunia perfilman Indonesia akhirnya menyambut kelanjutan kisah Sherina dan Sadam dalam “Petualangan Sherina 2”. Film yang disutradarai oleh Riri Riza ini berhasil menghadirkan sentuhan nostalgia sekaligus cerita segar yang relevan dengan masa kini. Sherina Munaf dan Derby Romero kembali memerankan karakter ikonik mereka, namun kali ini sebagai orang dewasa dengan profesi masing-masing – Sherina sebagai jurnalis dan Sadam sebagai aktivis konservasi.
Kisah petualangan mereka menyelamatkan orangutan dari pemburu ilegal tidak hanya menghibur tetapi juga sarat pesan tentang pelestarian alam. Musik-musik baru yang tetap mempertahankan ciri khas karya Erwin Gutawa menjadi nilai tambah yang membuat film ini cocok ditonton oleh seluruh anggota keluarga, baik yang pernah menyaksikan film pertamanya maupun generasi baru penonton.
2. Scandal Makers (2023): Komedi Keluarga Penuh Kejutan dan Kehangatan
Adaptasi Indonesia dari film Korea sukses ini berhasil mencuri perhatian dengan chemistry apik antara Vino G. Bastian sebagai Oscar, penyiar radio terkenal, dan Beby Tsabina sebagai Karin, anaknya yang tiba-tiba muncul bersama seorang cucu. Film yang disutradarai oleh Monty Tiwa ini mengemas drama keluarga dalam bungkus komedi ringan namun menyentuh.
Konflik yang muncul dari penyesuaian diri Oscar terhadap peran barunya sebagai ayah dan kakek memberikan banyak momen mengharukan sekaligus menggelikan. Pesan tentang tanggung jawab keluarga dan penerimaan diri tersampaikan dengan baik tanpa terkesan menggurui, membuat “Scandal Makers” menjadi pilihan tepat untuk ditonton bersama remaja dan orang tua.
3. Miracle in Cell No. 7 (2022): Kisah Cinta Ayah dan Anak yang Mengharu Biru
Remake film Korea yang fenomenal ini berhasil menyihir penonton Indonesia dengan kisah Dodo Rozak (Vino G. Bastian), seorang ayah dengan disabilitas intelektual yang berjuang untuk bisa bersama putrinya, Kartika (Graciella Abigail). Setting penjara yang biasanya identik dengan kekerasan justru menjadi latar belakang kisah persahabatan dan pengorbanan yang luar biasa.
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini berhasil menggambarkan kemurnian cinta seorang ayah dengan intensitas emosi yang tepat. Adegan-adegan mengharukan antara Dodo dan Kartika, ditambah dengan dukungan para narapidana lain yang berusaha membantu mereka, menciptakan momen-momen sinematik yang tak mudah dilupakan. Cocok untuk keluarga yang ingin mengeksplorasi diskusi tentang empati, keadilan, dan makna pengorbanan.
4. Gara-Gara Warisan (2022): Komedi tentang Perebutan Warisan dengan Banyak Pelajaran Hidup
Film besutan sutradara Bene Dion Rajagukguk ini mengangkat tema klasik perseteruan warisan keluarga dengan sentuhan komedi yang segar. Kisah tiga bersaudara yang memperebutkan sebuah guest house warisan ayah mereka dipenuhi dengan situasi kocak namun tetap menyisipkan pesan mendalam tentang nilai keluarga.
Yang menarik dari film ini adalah kemampuannya menyeimbangkan humor dengan konflik emosional yang relatable. Setiap karakter memiliki keunikan dan motivasi sendiri-sendiri, membuat penonton bisa memahami sudut pandang masing-masing. Pesan tentang pentingnya kebersamaan di atas materi tersampaikan dengan baik melalui berbagai situasi lucu yang justru semakin mengokohkan ikatan keluarga.
5. Kapan Pindah Rumah? (2021): Potret Hubungan Ibu dan Anak yang Penuh Dinamika
Film yang dibintangi Cut Mini sebagai Arum, seorang ibu single parent, ini berhasil menyentuh banyak penonton dengan kisahnya yang realistis. Konflik muncul ketika ketiga anaknya mulai merencanakan kehidupan mandiri, meninggalkan Arum yang merasa kesepian. Dinamika hubungan ibu-anak digambarkan dengan sangat alami, termasuk ketegangan yang muncul saat anak-anak membuat keputusan hidup tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Subplot tentang usaha Kanaya (Mahalini Raharja) menjodohkan ibunya dengan tetangga mereka (diperankan oleh Indro Warkop) menambah unsur komedi sekaligus memperkaya tema tentang penerimaan terhadap perubahan. Film ini menjadi cermin bagi banyak keluarga modern yang menghadapi fase transisi ketika anak-anak mulai mandiri.
6. Ali & Ratu Ratu Queens (2021): Petualangan Mencari Keluarga di Negeri Orang
Kisah perjalanan Ali (Iqbaal Ramadhan) mencari ibunya di New York menjadi latar cerita yang unik dalam film besutan Lucky Kuswandi ini. Latar belakang kota New York yang megah berpadu dengan kehidupan komunitas Indonesia di perantauan menciptakan setting yang menarik.
Yang membuat film ini spesial adalah penggambaran tentang keluarga yang tidak harus terikat oleh hubungan darah. Kelompok “Ratu Ratu Queens” yang membantu Ali dalam pencariannya mewakili konsep keluarga yang lebih luas – tentang orang-orang yang peduli dan saling mendukung. Adegan-adegan kocak yang terjadi karena perbedaan budaya antara Ali yang baru pertama kali ke Amerika dengan para perempuan Indonesia di sana menjadi nilai tambah tersendiri.
7. Orang Kaya Baru (2019): Refleksi tentang Makna Kekayaan Sejati
Film komedi yang dibintangi oleh Nirina Zubir, Tora Sudiro, dan Dimas Anggara ini mengangkat tema universal tentang uang dan kebahagiaan melalui sudut pandang yang segar. Kisah keluarga sederhana yang tiba-tiba menjadi kaya raya setelah ayah mereka meninggal memberikan banyak peluang untuk situasi komedi sekaligus refleksi mendalam.
Yang menarik dari film ini adalah bagaimana setiap anggota keluarga bereaksi berbeda terhadap kekayaan mendadak tersebut. Konflik yang muncul justru mengungkap berbagai masalah yang selama ini tersembunyi di balik kehidupan mereka yang sederhana. Pesan bahwa kebersamaan dan kesederhanaan lebih berharga daripada harta benda tersampaikan dengan cara yang menghibur namun tetap mengena. (*)
