Jabaran.id, – Jakarta, Berawal dari kesibukan bekerja di industri agensi kreatif yang menyita hampir seluruh waktunya, Widya Safitri tergerak untuk mencari solusi agar tetap produktif tanpa harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Pemikiran tersebut mendorongnya untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana bekerja dari mana saja. Meski pada awalnya ide tersebut belum banyak dipahami, Widya akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membangun perusahaan Mothers on Mission, sebuah wadah bagi perempuan dengan pengalaman serupa.
Widya Safitri, Founder Mothers on Mission sekaligus pendiri Mom Academy, turut hadir dalam kegiatan diskusi “Akselerasi Perempuan Mendorong Kepemimpinan Inklusif dalam AI dan Dunia Digital” yang digelar pada Kamis (25/04/2025) di MX Center, Kantor Indosat, Jalan Merdeka Barat No. 21, Jakarta Pusat. Diskusi ini merupakan rangkaian program SheHacks yang diinisiasi oleh PT Indosat Tbk.
Dalam sesi wawancara, Widya menceritakan perjalanan awal berdirinya Mothers on Mission. Ia memanfaatkan grup Facebook beranggotakan mantan pekerja agensi untuk merekrut tim yang memiliki visi serupa memanfaatkan pengalaman, kemampuan, serta jaringan, tanpa harus mengorbankan mimpi-mimpi mereka. Melalui model kerja jarak jauh berbasis online, Mothers on Mission mulai merintis bisnis yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.
Namun, perjalanan tersebut tidak berjalan mulus. “Karena seluruh tim terdiri dari perempuan, kami sempat dipandang sebelah mata ketika mencoba menjalin kerja sama dengan perusahaan,” ungkap Widya. Meski begitu, berkat kegigihan dan keyakinan untuk terus mewujudkan mimpi, mereka berhasil memperoleh kepercayaan dari sebuah perusahaan setelah melewati perjuangan selama satu tahun.
Pada tahun pertama, Widya berupaya mengembangkan aset dan memperluas tim hingga mencapai 200 orang. Antusiasme calon anggota yang ingin bergabung sangat tinggi, namun seluruh proses tetap melalui seleksi ketat demi menjaga kualitas tim.
Untuk memperkuat ekosistem bisnisnya, pada 2019 Widya mendirikan Mom Academy. Menurutnya, pemberdayaan tidak hanya sebatas mantan pekerja agensi, tetapi juga menyasar ibu rumah tangga dan perempuan yang ingin memperoleh penghasilan. Mom Academy hadir sebagai komunitas yang bertujuan membantu ibu-ibu menjadi lebih produktif, sejahtera, dan bahagia.
Sejak tahun 2024, Mom Academy resmi menjadi mitra SheHacks. Widya menjelaskan bahwa kolaborasi ini membuka ruang aman, inklusif, dan memberdayakan bagi para ibu di seluruh Indonesia untuk lebih melek digital. “Kolaborasi antara SheHacks dan Mom Academy bukan hanya menghadirkan akses teknologi, tetapi juga menjadi wadah belajar dan bertumbuh bersama. Kami ingin para ibu mampu mengeksplorasi potensi mereka di dunia digital yang terus berkembang,” jelas Widya.
Ia juga meyakini bahwa setiap ibu memiliki potensi besar untuk menjadi inovator, kreator, bahkan pemimpin. Melalui platform SheHacks, komunitas Mom Academy aktif mengajak anggotanya belajar melalui berbagai materi serta video pembelajaran. “Kehadiran komunitas ini menjadi bukti bahwa ketika perempuan, khususnya ibu, diberi akses dan dukungan yang tepat, mereka mampu mengambil peran penting dalam membentuk masa depan digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Widya turut merasakan perubahan signifikan setelah bergabung dengan SheHacks. Selain bertambahnya mentor yang lebih intensif, platform pembelajaran juga semakin luas. Bahkan, Widya membentuk klub khusus bernama Moma Teknologi Club, yang beranggotakan ibu-ibu dengan minat mendalami teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), konten marketing, dan bidang digital lainnya. “Ilmu yang kami dapat dari program SheHacks kami terapkan di komunitas ini,” pungkasnya.
Melalui berbagai inisiatif yang diusung, Widya Safitri berharap semakin banyak perempuan yang berani mengambil peran dalam ekosistem digital dan mampu menggapai mimpi tanpa harus meninggalkan perannya sebagai ibu dan perempuan berdaya. (*)
