Jabaran.id, – Dzikir merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Umat Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara melafalkan puji-pujian kepada-Nya, mengingat kebesaran, keagungan, dan segala nikmat yang diberikan-Nya. Aktivitas dzikir bukan hanya sebuah ritual, melainkan bentuk komunikasi langsung seorang hamba dengan Tuhannya. Dzikir berperan penting dalam menghadirkan ketenangan jiwa, mengatasi kesulitan, dan membawa ketentraman dalam hidup sehari-hari.
Dzikir adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dalam surat Al-Ahzab ayat 41, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk senantiasa berdzikir: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”Dzikir bukan sekadar ungkapan kata-kata, namun juga melibatkan hati yang tunduk dan sadar akan kebesaran Sang Pencipta.
Tujuan dzikir pun beragam. Selain untuk mengingat Allah SWT, dzikir juga diyakini mampu membuka jalan rezeki, mempermudah segala urusan, mendatangkan kesehatan, serta menghilangkan kesedihan dan kecemasan. Yunus Hanis Syam dalam bukunya “Mengurai Masalah Hidup dengan Dzikir Malam & Doa” menyebutkan bahwa dzikir bisa menjadi solusi untuk mengatasi kesusahan, meringankan beban, mempermudah kesulitan, dan melapangkan dada yang penuh kesempitan.
Keutamaan dzikir tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga ukhrawi. Dalam banyak hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang berdzikir akan diberi ketenangan batin, jauh dari kegelisahan, dan diberkahi hidupnya. Dengan demikian, dzikir tidak hanya memberi manfaat secara spiritual tetapi juga secara psikologis dan emosional bagi umat yang mengamalkannya.
Salah satu bentuk dzikir yang bisa dijalankan secara konsisten adalah dzikir harian. Dzikir harian ini dapat dibaca mulai dari hari Senin hingga Minggu, dan bisa dilakukan kapan pun, di mana pun, serta dalam situasi apa pun. Dzikir ini tidak harus dibaca setelah sholat fardhu saja, tetapi bisa diamalkan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, misalnya saat sedang bekerja, belajar, atau dalam perjalanan.
Meskipun setiap hari memiliki dzikir tertentu yang disunnahkan untuk diamalkan, namun pelafalannya tetap mudah, singkat, dan penuh makna. Berikut adalah panduan bacaan dzikir harian mulai dari Senin hingga Minggu, yang diambil dari buku “Belajar Sendiri Semua Jenis Shalat” karya Zainal Abidin.
Dzikir Hari Senin
“Laa haula wala quwwata illa billah”
لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Artinya: “Tiada daya (untuk menghindari maksiat) dan tiada kekuatan (untuk menjalankan ketaatan), kecuali dengan pertolongan Allah.”
Dzikir ini mengajarkan ketergantungan total kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan. Tidak ada kekuatan manusia yang bisa diandalkan selain kekuatan dari Allah.
Dzikir Hari Selasa
Allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Artinya: “Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Dan, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.”
Dzikir shalawat ini bukan hanya bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, tetapi juga permohonan agar mendapat syafaat dari beliau di hari kiamat.
Dzikir Hari Rabu
“Astaghfirullaahal azhiim”
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمُ
Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.”
Dzikir ini adalah permohonan ampunan kepada Allah SWT. Meminta ampunan adalah langkah penting dalam membersihkan jiwa dari dosa-dosa yang telah dilakukan.
Dzikir Hari Kamis
“Subhaanallaahil azhiim”
سُبْحَانَ اللَّه الْعَظِيم
Artinya: “Maha Suci Allah, dan Maha Mulia.”
Dzikir tasbih ini mengandung makna pengakuan akan kesucian dan kemuliaan Allah. Dengan melafalkan tasbih, seorang Muslim menyadari bahwa segala kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Dzikir Hari Jumat
“Yaa Allaah”
يا الله
Artinya: “Ya Allah.”
Bacaan dzikir yang singkat ini adalah bentuk panggilan yang paling tulus kepada Allah. Hari Jumat sebagai hari yang penuh berkah dan disebut sebagai hari raya umat Islam, menjadi momen tepat untuk mengucapkan dzikir ini dengan penuh khidmat.
Dzikir Hari Sabtu
“Laa ilaaha illallaah”
لآإِلَهَ إِلاَّ الله
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah.”
Dzikir tauhid ini menegaskan keesaan Allah SWT, serta keyakinan bahwa hanya Dia satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan dimintai pertolongan.
Dzikir Hari Minggu
“Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ain”
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Artinya: “Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”
Dzikir ini adalah bentuk permohonan kepada Allah untuk meminta pertolongan-Nya dalam segala urusan. Seorang Muslim yang mengamalkannya menyadari bahwa tanpa pertolongan Allah, segala urusan menjadi sulit dan penuh tantangan.
Mengamalkan dzikir harian memiliki keutamaan yang besar. Selain menjadi sarana pengingat akan kebesaran Allah SWT, dzikir juga menjadi pembuka pintu-pintu keberkahan dan ketenangan dalam hidup. Rasulullah SAW dalam banyak hadits menyebutkan bahwa orang-orang yang senantiasa mengingat Allah akan diliputi rahmat dan dicintai oleh Allah SWT.
Dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesibukan, dzikir harian dapat menjadi pengingat untuk tetap berfokus kepada Allah. Sehingga, meskipun umat Muslim menghadapi banyak aktivitas duniawi, hati mereka tetap terhubung dengan Sang Pencipta. Dzikir membawa ketenangan, memperkuat iman, serta menjadi perisai dari gangguan syaitan dan godaan dunia.
Dengan melafalkan dzikir harian dari Senin hingga Minggu, kita senantiasa berada dalam perlindungan dan bimbingan Allah SWT. Semoga dengan rutin mengamalkannya, kita semua diberi keberkahan, kemudahan, dan ketenangan dalam menjalani kehidupan ini.(*)