Jabaran.id — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Tapos menggelar kegiatan Bimbingan Teknis ( Bimtek ) Kompetensi Guru yang membahas pembelajaran mendalam (deep learning) dan pengembangan asesmen dalam pembelajaran. Acara yang bertemakan ‘Bersama PGRI Kita Tingkatkan Transformasi Pembelajaran Menuju Pendidikan Bermutu dan Bermakna’ ini dihadiri oleh 150 peserta dari kalangan guru dan tenaga pendidik.
Ketua PGRI Kecamatan Tapos, Sudarman, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi PGRI dalam meningkatkan kualitas profesi guru.
“PGRI ingin memberikan sumbangsih nyata dalam peningkatan mutu pendidikan. Ini adalah wujud dari rencana yang telah kami gagas sejak dua tahun lalu. Walaupun baru dapat terlaksana pada awal 2025, kegiatan ini menjadi langkah awal yang penting,” ungkap Sudarman.
Ia menambahkan bahwa meskipun anggota PGRI Tapos berjumlah 500 orang, keterbatasan kapasitas ruangan membuat peserta dibatasi hanya 150 orang. Namun, pihaknya berencana mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang agar seluruh anggota PGRI dapat berpartisipasi.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, guru dapat memahami konsep pembelajaran mendalam yang sejalan dengan penerapan Kurikulum Merdeka,” tambahnya.
Konsep Pembelajaran Mendalam
Praktisi pendidikan, Rizal Mahardika, hadir sebagai pemateri dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan materi tentang pembelajaran mendalam (deep learning), sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penciptaan suasana belajar yang holistik dan terpadu.
“Pembelajaran mendalam menekankan pada tiga aspek utama: berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Hal ini diwujudkan melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik),” jelas Rizal.
Lebih lanjut, Rizal menjelaskan bahwa konsep pembelajaran mendalam bertujuan untuk membangun keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural, mengaplikasikan pengetahuan pada konteks baru, serta mendukung experiential learning yang melibatkan refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen.
“Hasil akhirnya adalah delapan profil lulusan, yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi,” tambahnya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Ketua Kelompok Kerja Kepala SD (K3SD) Kecamatan Tapos, Sumiati, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia berharap tema yang diusung dapat memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan.
“Tema ini sebenarnya sudah pernah diterapkan oleh guru-guru, tetapi sekarang ada penyesuaian dengan perkembangan zaman. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,” tutur Sumiati.
Kabid Pendidikan SD di Dinas Pendidikan Kota Depok, Wawang Buang, turut mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kebiasaan positif dalam menciptakan siswa yang cerdas dan berkarakter. Ia juga mengingatkan pentingnya mengevaluasi program makan bergizi yang telah diterapkan di 18 sekolah di Tapos agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
“Ada tujuh kebiasaan anak hebat Indonesia, yaitu bangun cepat, beribadah, berolahraga, makan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Kebiasaan ini harus diterapkan secara konsisten, dengan guru sebagai teladan,” jelas Wawang.
Ketua PGRI Kota Depok, Syamsudin, menegaskan bahwa PGRI adalah organisasi profesi terbesar di Indonesia yang tidak berpolitik praktis. PGRI bertujuan memperjuangkan nasib guru, termasuk dalam hal kesejahteraan. Kepengurusan PGRI tidak terbatas pada pegawai negeri sipil, tetapi juga melibatkan pensiunan guru untuk lebih leluasa bergerak tanpa mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
“Kegiatan ini sangat positif karena berfokus pada olah pikir, rasa, dan raga untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Namun, sepandai apapun seorang guru, jika malas mengajar, nilainya tetap nol,” tegasnya.
Dengan terlaksananya Bimtek Kompetensi Guru ini, diharapkan para guru di Kecamatan Tapos dapat lebih memahami konsep pembelajaran mendalam dan penerapannya dalam Kurikulum Merdeka.
“Semoga di awal semester dua, dengan kebijakan baru dari menteri pendidikan yang baru, kita bisa semakin memajukan dunia pendidikan,” harap Sumiati.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi PGRI Kecamatan Tapos untuk terus berjuang meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu dan bermakna, seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia pendidikan di Indonesia. (*)