Jabaran.id – Triwulan IV tahun 2023 masih menunjukkan tingginya kasus stunting di Jawa Barat, dengan sejumlah daerah yang belum berhasil menurunkan angka tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menjalankan berbagai program untuk mengatasi masalah ini.
Vini Adiana Dewi, Kepala Dinkes Jabar, mengungkapkan bahwa sejumlah kabupaten dan kota masih memiliki tingkat stunting yang signifikan pada akhir tahun ini. Dari total balita yang diukur berdasarkan indikator, sekitar 5,18 persen masuk dalam kategori stunting, melebihi target nasional sebesar 16 persen.
“Presentase stunting pada triwulan IV tahun 2023 mencapai 5,18 persen dari total 87,46 persen balita yang diukur,” ujar Vini pada Sabtu (2/12/2023).
Vini menekankan bahwa penanganan stunting melibatkan berbagai pihak, terutama dari tingkat kabupaten dan kota yang memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan. Beberapa daerah seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor mencatat tingkat stunting yang perlu mendapatkan perhatian.
“Angka stunting di Kabupaten Garut mencapai 12,73 persen, sedangkan Kabupaten Bekasi dan Karawang masing-masing 1,36 persen dan 1,52 persen,” ungkapnya.
Sementara itu, Kota Bandung dengan tingkat stunting sebesar 6,50 persen, meskipun dianggap baik, masih dianggap tinggi dibandingkan beberapa kota lainnya, terutama Kota Depok yang hanya memiliki tingkat 3,27 persen.
Pemprov Jabar telah meluncurkan beberapa program untuk mengatasi risiko stunting di 27 kabupaten dan kota di wilayah tersebut. Program-program ini melibatkan pendekatan pencegahan, termasuk program Sobat Gemas yang fokus pada remaja putri untuk mengatasi anemia, yang menjadi salah satu pemicu stunting.
“Angka anemia remaja putri di Jawa Barat mencapai 41,59 persen, dan program Sobat Gemas dirancang untuk mengatasi masalah ini,” kata Vini.
Anemia dianggap sebagai pemicu stunting pada anak-anak, dan upaya pencegahan diberikan sejak usia remaja untuk mengurangi kasus stunting pada generasi mendatang. Program ini juga diberikan kepada calon pengantin untuk mengantisipasi risiko penyakit thalassemia dan anemia yang dapat memengaruhi pertumbuhan anak.
Pemprov Jawa Barat juga menangani pasien dengan stunting yang memiliki penyakit penyerta seperti TBC dan diare. Hal ini menjadi fokus utama untuk memastikan penanganan stunting lebih holistik.
Vini menyebutkan bahwa bantuan langsung dari Kementerian Kesehatan, seperti bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), diberikan kepada beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat. Pemprov Jabar berperan sebagai fasilitator dan pembina dalam mendukung program-program penanganan stunting.
Dalam konteks Kota Bandung, Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Dewi Primasari, menjelaskan bahwa pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang dan ibu hamil KEK dilakukan selama 60 hingga 120 hari, sesuai dengan kondisi perkembangan status gizi. Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Bandung tidak memberikan makanan tambahan langsung kepada anak-anak stunting. Program ini ditujukan untuk balita dengan masalah gizi kurang sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan stunting, sebagai masalah gizi, memiliki indikator TB/U.
Pemkot Bandung telah menerapkan berbagai program intervensi stunting, baik spesifik dengan sasaran langsung pada 1000 hari pertama kehidupan maupun sensitif untuk masyarakat luas.
“Intervensi spesifik memberikan kontribusi sebanyak 30 persen pada keberhasilan penanganan stunting, sementara intervensi sensitif menyumbang 70 persen,” jelas dr. Dewi.
Program spesifik melibatkan pemeriksaan ibu hamil, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, serta pemberian imunisasi dan obat cacing.
Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di Jawa Barat, menjadikan pendekatan holistik dan pencegahan sebagai langkah utama dalam mengatasi masalah kesehatan anak-anak di wilayah tersebut. (*)