Jabaran.id – Setelah ramai diberitakan terkait pencalonannya sebagai anggota legislatif di tengah krisis keuangan keluarga, komedian Harabdu Tohar, yang akrab disapa Bedu, memutuskan untuk menjual sejumlah aset pribadinya. Setelah melepas dua unit mobil dan sebuah rumah, kini Bedu dikabarkan juga menjual apartemennya.
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak signifikan pada keuangan Bedu. Tidak hanya kehilangan banyak peluang pekerjaan, ia juga harus menghadapi beban cicilan utang yang cukup besar, yang semakin membebani kondisi finansial keluarganya.
“Ini salah satu cara biar nggak ada lagi cicilan. Dengan menjual aset, saya berharap dapat melunasi utang-utang tersebut,” ungkap Bedu.
Selain untuk melunasi utang, Bedu juga mengungkapkan bahwa keputusan menjual apartemen tersebut bertujuan untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak-anaknya di masa depan.
“Ini juga buat persiapan biaya sekolah anak-anak,” tambahnya.
Menjual aset demi melunasi cicilan utang bisa menjadi solusi yang efektif untuk meringankan beban finansial, seperti yang dialami oleh Bedu. Ia mengaku bahwa setelah menjual beberapa asetnya, beban keuangannya mulai berkurang sedikit demi sedikit.
“Saya sempat menawarkan apartemen ini ke Dewi Perssik, siapa tahu dia atau temannya berminat,” kata Bedu.
Kasus Bedu ini memberikan pelajaran penting mengenai manajemen keuangan, khususnya dalam menghadapi situasi darurat. Utang dapat menimbulkan pengeluaran pasif yang memberatkan kebutuhan sehari-hari. Jika dana darurat tidak lagi mencukupi, menjual aset pribadi bisa menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi krisis keuangan.
Aset pribadi, seperti kendaraan atau properti yang digunakan sehari-hari, dapat dijual untuk melunasi utang, asalkan penjualan tersebut tidak menimbulkan dampak finansial tambahan yang lebih berat. Langkah ini harus diambil dengan pertimbangan matang, agar pemilik aset tidak semakin terpuruk dalam masalah keuangan di masa depan.
Dengan demikian, kasus Bedu bisa menjadi contoh bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola aset dan utang, serta pentingnya mempersiapkan dana darurat yang memadai. (*)