Jabaran.id – Pura Widya Dharma Karya Tunas Global yang berada di Sekolah Nasional Plus (NP) Tunas Global, di bawah naungan Yayasan Mandiri Tunas Global, baru saja merayakan Piodalan Alit atau ulang tahun pura yang diselenggarakan setiap 210 hari sekali berdasarkan perhitungan kalender Pawukon. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu Umanis Wuku Watugunung, yang bertepatan dengan Hari Suci Saraswati dalam kalender Bali. Piodalan Alit merupakan momen penting bagi umat Hindu untuk memohon berkah dan mensucikan diri serta lingkungan dari energi negatif.
Menurut Kadek Budi Aryawan, Kepala Bagian Umum Yayasan Mandiri Tunas Global, rangkaian upacara dimulai dengan penyucian sajen (persembahan) dan seluruh area pura dari energi negatif.
“Pertama, sajen dan semuanya disucikan dari energi negatif. Setelah itu, tempatnya dibersihkan atau disucikan dengan menghanturkan upacara mecaru,” ujarnya.
Upacara mecaru sendiri adalah ritual pembersihan yang bertujuan untuk menetralisir energi negatif dan menciptakan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Setelah proses penyucian, sinar suci atau dewa diyakini turun untuk hadir dalam acara Piodalan Alit.
“Sinar suci atau dewa yang diturunkan untuk hadir di acara Piodalan Alit. Lalu, semua persembahan atau piodalan dihanturkan,” jelas Kadek.
Prosesi ini diikuti dengan sembahyang bersama yang melibatkan seluruh peserta upacara, termasuk siswa, guru, karyawan, dan orang tua siswa. Acara kemudian ditutup dengan sesi nyineb, yaitu ritual ucapan terima kasih dan penutupan seluruh rangkaian upacara.
Upacara ini dihadiri oleh Jero Mangku Made Jiwa, seorang pemangku (pemimpin upacara) dari Pura Cinere, yang memimpin jalannya ritual. Kehadiran tokoh spiritual seperti Jero Mangku Made Jiwa menambah khidmat dan sakralitas acara. Selain itu, partisipasi aktif dari siswa, guru, karyawan, dan orang tua siswa menunjukkan semangat kebersamaan dan penghormatan terhadap tradisi Hindu yang telah diwariskan turun-temurun.
Piodalan Alit di Sekolah NP Tunas Global bukan sekadar upacara keagamaan, tetapi juga refleksi dari komitmen sekolah dalam melestarikan budaya dan nilai-nilai spiritual. Melalui acara ini, siswa diajarkan untuk menghormati tradisi, memahami makna di balik setiap ritual, dan menjalin kebersamaan dengan sesama. Dengan demikian, Sekolah Tunas Global tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki landasan spiritual dan budaya yang kuat. (*)