HomeEkonomiCEO Mentorship Digelar di Gunadarma, Ini Tujuannya

CEO Mentorship Digelar di Gunadarma, Ini Tujuannya

Jabaran.id – CEO Mentorship, sebuah acara yang bertujuan untuk mempererat kolaborasi antara industri dan pendidikan, kembali hadir.

Program di bawah Dirjen Diktiristek Ekosistem Kedaireka ini, merupakan platform berbagi pengetahuan oleh perwakilan mitra industri, yang bertujuan untuk mendorong minat Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam berkolaborasi dan berinovasi di Kedaireka melalui pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Acara ini diadakan di kampus F8 Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma.

Kegiatan ini, diharapkan dapat memperluas pemahaman dan memfasilitasi peluang kolaborasi bagi para akademisi dan mitra industri. Selain itu, diharapkan perwakilan dari akademisi, mitra industri, dan masyarakat umum dapat memahami kepentingan mendesak dalam membangun ekosistem kolaboratif serta pentingnya mengutamakan inovasi di berbagai sektor industri.

CEO Mentorship Program, sebagai komponen dari Ekosistem Kedaireka, bertujuan untuk merangsang minat kalangan akademis, masyarakat luas, dan sektor industri dalam menjalin kerja sama serta mendorong inovasi melalui narasi pengalaman dari para pemimpin dan pakar di bidang masing-masing,” ucap Tjitik dikutip Sabtu, 25 Mei 2024.

Tjitjik menuturkan, program ini bertujuan agar kalangan akademis dan industri terdorong untuk mengambil langkah konkret dan mengembangkan inovasi, untuk menangani beragam tantangan yang dihadapi.

Sementara itu, Direktur PMO Kedaireka, Matrissya Hermita menyebut, diharapak kegiatan ini menjadi jendela inspirasi bagi akademisi dan dunia industri.

“Kami berharap program CEO Mentorship ini menjadi jendela inspirasi bagi insan perguruan tinggi dan industri untuk merangkul kolaborasi dan inovasi,” harap Matrissya.

Matrissya menuturkan, melalui kegiatan ini, pihaknya berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para penerima manfaat program dana padanan, dan para pemimpin ahli di berbagai bidang.

“Tentu ini dapat memperkuat semangat untuk bersama-sama menciptakan solusi dan terobosan baru,” jelasnya.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh, dan dimeriahkan oleh kehadiran narasumber dari kalangan industri seperti PT East West Seed Indonesia dan PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 dari 113 negara, sementara di ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Namun, tantangan nyata masih terlihat dari tingginya tingkat stunting di Indonesia, yang diperkuat dengan data dari World Food Program pada tahun 2023, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-77 dari 125 negara untuk angka stunting, dan peringkat ke-27 dari 154 negara untuk prevalensi stunting tertinggi.

Oleh karena itu, ketahanan pangan dan kemandirian kesehatan, terutama dalam pencegahan stunting, menjadi fokus isu strategis Pemerintah Indonesia pada tahun 2024.

Dalam rangka mencapai target tersebut, penguatan riset menjadi salah satu prioritas, yang diwadahi melalui Program Dana Padanan 2024 oleh Kedaireka.

Perwakilan PT East West Seed Indonesia, Budiyanto mengatakan, sebagai salah satu penerima manfaat Program Dana Padanan, pihaknya sangat bersyukur.

“Karena kini kami dapat berkolaborasi dengan banyak universitas, dalam hal pengembangan dan inovasi yang sangat berdampak positif bagi perusahaan kami guna terus berkontribusi pada kemandirian pangan di Indonesia,” kata Budiyanto.

Di sektor kesehatan, derasnya impor bahan baku obat dan alat kesehatan masih menjadi tantangan utama bagi industri farmasi di Indonesia, dengan persentase yang mencengangkan mencapai sekitar 90 persen untuk bahan baku obat dan 88 persen untuk alat kesehatan di tahun 2022. Ketergantungan ini, menyoroti perlunya pengembangan riset dari hulu ke hilir untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Capaian riset dan pengembangan inovasi kesehatan di Indonesia, juga masih terbilang jauh dari memuaskan.

Untuk mengubah paradigma ini, peningkatan kapasitas riset dan pengembangan produk farmasi serta alat kesehatan menjadi krusial. Melalui integrasi yang kuat antara akademisi, industri, dan pemerintah, diharapkan ekosistem riset di Indonesia dapat semakin berkembang. Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan, menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global.

Perwakilan PT Kimia Farma Tbk, Hendra Farma Johar menuturkan, program ini menjadi platform untuk kolaborasi riset dan inovasi Kedaireka, ditambah dengan program dana padanan, adalah sebuah harapan yang menjadi nyata bagi pihaknya.

Semoga program ini dapat membuka mata para insan perguruan tinggi akan kebutuhan inovasi di industri farmasi. Sehingga, kolaborasi terjadi secara proaktif dari kedua belah pihak yang akhirnya akan lebih mempercepat kemajuan industri kesehatan di Indonesia,” terangnya.

Selanjutnya, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dirjen Diktiristek periode 2020-2024, Nizam menambahkan, bahwa penting bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasi inovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.

“Kunci utama dalam menumbuhkan ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri, adalah kesesuaian visi untuk memajukan ekonomi Indonesia melalui inovasi,” kata Nizam.

Menurutnya, kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama.

“Pentingnya memberikan hasil yang cepat dan bermanfaat secara tepat bagi semua pihak, baik perguruan tinggi maupun industri, serta masyarakat secara keseluruhan, menegaskan pentingnya rasa saling percaya dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya.

TERBARU

spot_img
spot_img

POPULER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here