Jabaran.id – Media asing telah mulai memberitakan pencapaian box office Agak Laen dalam beberapa waktu terakhir. Film komedi dengan sentuhan horor ini telah berhasil menarik perhatian 7.354.239 penonton dalam waktu 25 hari sejak penayangannya di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia.
Prestasi ini membuat Agak Laen menjadi film Indonesia terlaris kedua sepanjang sejarah, dengan posisinya kini berada di bawah KKN di Desa Penari yang berhasil mengumpulkan lebih dari 10 juta penonton.
Menurut laporan dari Deadline pada Senin (26/2), film yang dibintangi oleh sejumlah anggota siniar terkenal seperti Oki Rengga, Indra Jegel, Bene Dion, Boris Bokir, serta Tissa Biani Azzahri ini telah mencuri perhatian.
“Film horor biasanya memiliki daya tarik yang besar di box office Indonesia,” begitu yang diungkapkan oleh laporan dari Deadline, yang menekankan jumlah penonton Agak Laen yang kini menduduki posisi kedua setelah KKN di Desa Penari.
Ernest Prakasa, produser dari Agak Laen, menyatakan bahwa filmnya memiliki elemen komedi yang sangat kuat, berkat naskah yang disusun oleh komedian terkenal, Muhadkly Acho, yang juga bertindak sebagai sutradara, serta partisipasi dari para aktor yang berbakat.
Ernest menambahkan bahwa meskipun film horor sering kali menarik minat penonton di Indonesia, namun dalam situasi di mana ada banyak film horor lain yang dirilis secara bersamaan, tantangan bagi film Agak Laen menjadi lebih besar.
“Secara umum, risikonya lebih rendah untuk merilis film horor. Namun, di tengah persaingan dengan begitu banyak film horor lainnya, kami berusaha menawarkan pengalaman yang berbeda kepada penonton,” ujar Ernest, yang merupakan produser dari Imajinari Pictures.
Konsep tersebut tercermin dalam Agak Laen, sebuah film komedi dengan sentuhan horor, drama, dan pembahasan isu-isu terkini di Indonesia.
Ernest juga mengakui bahwa tim produksi telah mempertimbangkan jadwal pemilu 2024 ketika menentukan tanggal rilis Agak Laen. Film ini dirilis pada tanggal 1 Februari, kurang dari dua pekan sebelum hari pemilihan pada tanggal 14 Februari.
“Dengan situasi politik yang begitu tegang, media sosial dipenuhi dengan konflik antar pendukung dari ketiga pasangan calon. Kami berusaha memberikan sesuatu yang menyegarkan kepada masyarakat yang mungkin sudah lelah dengan polemik politik,” tambahnya.
“Keputusan itu membawa hasil yang baik bagi kami, dan penonton pun memberikan respons yang positif terhadap film kami.” (*)