Jabaran.id – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda mengadakan acara bertajuk Pagelaran Robotik dan Sandiwara Sunda Gong Si Bolong pada Sabtu, 23 November 2024, di Gedung Dibaleka II, lantai 10, Kota Depok. Acara ini memadukan seni budaya lokal dengan teknologi modern, menjadi bukti nyata kolaborasi lintas bidang yang menginspirasi.
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan Pemkot Depok, Diah Sadiah mengatakan, pagelaran tersebut menampilkan dua elemen utama: seni dan teknologi. Dalam seni budaya, sandiwara Gong Si Bolong, yang telah mendapatkan Anugerah Warisan Budaya Tak Benda dari Kemendikbudristek pada tahun 2021, menjadi daya tarik utama. Oleh karena itu, pentingnya pelestarian budaya seperti Gong Si Bolong.
“Kesenian Gong Si Bolong telah diakui sebagai salah satu kekayaan negara yang harus dilestarikan. Tujuan anugerah ini adalah untuk memberikan perlindungan dan menjaga warisan budaya Indonesia agar tetap hidup dan dikenal generasi mendatang,” ujar Diah dalam sambutannya.
Di sisi teknologi, penampilan dari Mechatron Robotik School dan Madrasah Techno Natura menunjukkan bagaimana robotik dan inovasi teknologi menjadi bagian dari pendidikan masa depan.
“Ini sangat bagus sekali, terutama dengan rencana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Abdul Mu’ti untuk memasukkan coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum SD mulai tahun ajaran mendatang,” tambah Diah.
Baca Juga : KKG Bahasa Sunda Kecamatan Tapos Gelar Pasanggiri Anggana Sekar, Berikut Daftar Juaranya
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Joko Soetrisno, turut mengapresiasi keberagaman seni yang ditampilkan dalam acara ini. Di atas panggung, terlihat tiga set gamelan yang melambangkan keberagaman budaya: gamelan Jawa dari mahasiswa Prodi Jawa UI, gamelan Betawi Gong Si Bolong, dan gamelan Sunda yang mengiringi sandiwara.
“Ini menjadi bukti keindahan seni dalam keberagaman. Seni dan budaya dapat menjadi jembatan untuk memahami, menghargai, dan merayakan perbedaan. Seni juga mampu memperkaya masyarakat, membuat mereka lebih inklusif dan terhubung,” ujar Joko.
Ketua panitia, Malik Fajar menuturkan, acara ini melibatkan 450 peserta, terdiri dari siswa SD dan SMP Negeri maupun swasta dari 11 kecamatan di Kota Depok, mahasiswa Sastra Jawa dari FIB UI, guru Bahasa Sunda, serta para orang tua. Semua yang tampil merupakan alumni Pasanggiri FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu) dari tahun 2009 hingga 2024.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk Mechatron Robotik School, Madrasah Techno Natura, seniman Sunda, Prodi Jawa UI, serta Tim Kesenian Gong Si Bolong. Kolaborasi ini menjadi kunci sukses pagelaran hari ini,” ucap Malik.
Dengan perpaduan seni budaya dan teknologi, pagelaran ini menjadi cerminan visi pendidikan yang tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era digital. Kombinasi ini menjadi contoh bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. (*)