Jabaran.id – Setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, Sekolah Tunas Global di bawah naungan Yayasan Mandiri Tunas Global menggelar acara halal bihalal untuk menyambung silaturahmi antarunit pendidikan. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh guru, karyawan, dan staf dari berbagai divisi, termasuk unit KB, TK, SD, SMP, serta bagian umum, keuangan, personalia, dan bidang pendidikan.
Acara bertema “PriPos (Pribadi Positif) untuk Hidup Lebih Baik” ini bertujuan tidak hanya sebagai ajang maaf-maafan, tetapi juga sebagai refleksi pasca-Ramadan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dalam bekerja serta bermasyarakat.
Salah satu momen menarik dalam acara ini adalah sesi berbagi pengalaman selama Idul Fitri. Seorang karyawan bercerita tentang pengalamannya mudik ke Kalimantan Barat, yang menjadi contoh nyata toleransi beragama di Indonesia. Ia menggambarkan bagaimana masyarakat setempat hidup rukun meski berbeda keyakinan, saling menghormati saat perayaan hari besar, dan menjaga kerukunan dalam keseharian. Kisah ini menguatkan pesan bahwa nilai-nilai Idul Fitri—seperti maaf, kebersamaan, dan penghargaan terhadap perbedaan—harus terus dipraktikkan.
Acara tersebut dibuka oleh Kepala Personalia Yayasan Mandiri Tunas Global, Nurmainim yang mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, kerapihan serta lebih saling mengenal lagi antara bagian/unit khususnya yang baru bergabung di Yayasan Mandiri Tunas Global.
“Halal bihalal ini tentunya untuk menguatkan lagi hubungan baik yang sudah terjalin, baik di dalam unit masing-masing ataupun antar unit, ” ucapnya.
Sementara itu, Dewan Pembina Yayasan Mandiri Tunas Global, Eppy S. Rahman, dalam sambutannya menekankan pentingnya muhasabah (introspeksi diri) sebagai bagian dari perjalanan spiritual pasca-Ramadan.
“Ramadan adalah waktu untuk berkontemplasi. Dalam Islam, kita mengenal istilah muhasabah, yaitu proses mengevaluasi diri: apakah yang telah kita lakukan sudah baik dan sesuai dengan ajaran agama? Muhasabah bukan sekadar mengakui kesalahan, tetapi juga merencanakan perbaikan,” ujarnya.
Eppy menjelaskan bahwa muhasabah harus dilakukan dengan kesadaran bahwa Tuhan selalu mengawasi, sehingga setiap individu terdorong untuk terus berkembang.
“Kuncinya adalah memperbaiki diri sedikit demi sedikit. Tidak perlu terburu-buru, yang penting konsisten menuju versi diri yang lebih baik,” tambahnya.
Acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Laoshi Hamdi, yang mengangkat tema tentang hakikat kebahagiaan dan kemuliaan hidup.
“Manusia selalu merindukan kebahagiaan, kedamaian, kemakmuran, dan keharmonisan. Namun, di balik itu semua, ada tujuan yang lebih tinggi: kemuliaan, keberkahan, dan keyakinan kepada Tuhan,” paparnya.
Laoshi Hamdi menyampaikan bahwa misi hidup manusia adalah “Jalan Juang”, yaitu berusaha menjaga kemuliaan diri agar kelak kembali kepada Yang Maha Mulia.
“Kita terlahir untuk belajar menjadi pribadi yang baik, memberikan nilai terbaik bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa. Dengan begitu, kita bisa mencapai kehidupan yang bermakna,” jelasnya.
Kegiatan halal bihalal ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga pengingat untuk terus memupuk nilai-nilai positif pasca-Ramadan. Melalui tema Pribadi Positif, seluruh peserta diharapkan dapat menerapkan prinsip muhasabah dan toleransi dalam keseharian, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. (*)