Jabaran.id – SMPN 29 Depok menggelar penutupan kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan dengan meriah dan penuh makna. Acara yang diadakan pada akhir bulan suci Ramadhan ini tidak hanya diisi dengan penyerahan bantuan sosial (bansos) dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa, tetapi juga pembagian hasil Pekan Ulangan serta laporan hasil kegiatan Pesantren Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan ketaqwaan di kalangan siswa.
Kepala SMPN 29 Depok, Titik Sunarsih, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat berbagi dan keimanan yang diajarkan selama bulan Ramadan.
“Kegiatan bansos ini adalah gerakan dari siswa SMPN 29 Depok yang tergabung di dalam OSIS dan Rohis. Dengan kegiatan ini, tentunya membuat bulan Ramadan menjadi lebih bermakna karena kita bisa berguna untuk orang lain, terutama untuk yang membutuhkan bantuan,” ujar Titik Sunarsih.
Penyerahan bansos menjadi salah satu momen yang paling dinantikan dalam acara penutupan Sanlat. Bantuan sosial ini sepenuhnya digerakkan oleh siswa, mulai dari pengumpulan hingga penyalurannya. Melalui kegiatan ini, siswa diajarkan untuk peduli terhadap sesama, terutama mereka yang kurang mampu. Selain itu, acara juga diisi dengan pembagian hasil Pekan Ulangan, yang menjadi momen penting bagi siswa untuk melihat capaian akademik mereka selama ini.
Selama pelaksanaan Sanlat Ramadhan, siswa SMPN 29 Depok mengikuti berbagai kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Islam. Kegiatan ini mencakup penyampaian materi keagamaan, praktik langsung baca tulis Alquran, hafalan surat pendek, serta tata cara salat yang benar.
“Seluruh siswa maju ke wali kelas masing-masing untuk menyetorkan hafalan mengaji dan hafalan,” jelas Titik Sunarsih.
Tidak hanya siswa muslim, siswa non-muslim juga diberikan ruang untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa SMPN 29 Depok sangat menghargai keragaman agama dan keyakinan di lingkungan sekolah.
“Siswa yang non-muslim berkumpul di perpustakaan dengan guru non-muslim untuk melakukan ibadah sesuai kepercayaan mereka. Ada yang beragama Konghucu, dan mereka mengerjakan ibadahnya dengan mengerjakan tugas dari pemimpin ibadahnya,” tambahnya.
Kegiatan Sanlat Ramadhan dan penutupannya diharapkan dapat menumbuhkan rasa ketaqwaan yang mendalam di kalangan siswa. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang peduli terhadap sesama dan memiliki semangat berbagi.
“Harapannya, semua peserta didik dapat melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya dan menumbuhkan rasa ketaqwaan yang mendalam,” pungkas Titik Sunarsih.
Dengan rangkaian kegiatan yang padat dan bermakna ini, SMPN 29 Depok berhasil menciptakan suasana Ramadhan yang penuh berkah dan pembelajaran bagi seluruh siswa. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat aspek keagamaan, tetapi juga membangun solidaritas dan kepedulian sosial di antara siswa. (*)