Jabaran.id – Serangan langsung oleh Iran ke Israel baru-baru ini telah menambah kompleksitas konflik di Timur Tengah. Ini merupakan kejadian pertama dalam sejarah konflik militer di kawasan tersebut yang secara langsung melibatkan Iran dan Israel. Namun, dalam serangan tersebut, banyak rudal Iran yang dilaporkan berhasil dicegat oleh militer Amerika Serikat (AS) dan Yordania.
Menurut laporan terbaru, militer Yordania menyatakan bahwa rudal-rudal Iran mengancam keamanan negara tersebut karena melewati wilayah otonominya. Tidak hanya itu, rudal-rudal tersebut bahkan berhasil menembus wilayah dua negara sebelum mencapai Israel. Jarak serangan dari titik awal di Iran ke Israel setara dengan jarak dari Inggris ke Ukraina, sekitar 1.100 mil atau 1.770 kilometer.
CNN International melaporkan bahwa sebagian besar dari lebih dari 300 amunisi Iran yang diluncurkan selama serangan lima jam itu berhasil dicegat sebelum mencapai Israel. Ini menunjukkan efektivitas pertahanan udara yang digunakan oleh militer AS dan Yordania.
Sebelumnya, serangan rudal Iran yang dicegat oleh Yordania telah menyebabkan kehebohan di kancah internasional. Beberapa analis geopolitik menganggap bahwa tindakan Yordania menembak jatuh drone-dron Iran menunjukkan dukungan terhadap Israel. Namun, Yordania membantah tuduhan tersebut dengan menegaskan bahwa mereka hanya menjalankan protokol keamanan untuk melindungi wilayah udaranya dari ancaman apapun.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Al-Safadi, menjelaskan bahwa kebijakan menembak benda asing di langit Yordania adalah bagian dari aturan keamanan negara tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah segala bentuk ancaman terhadap warga Yordania dan wilayahnya.
Dalam konteks meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, respons dari Yordania dan reaksi internasional terhadap serangan rudal Iran menjadi faktor penting dalam memahami dinamika konflik di kawasan tersebut. Dengan terus memantau perkembangan selanjutnya, kita dapat mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang implikasi dari serangan ini terhadap stabilitas regional. (*)