Jabaran.id – Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pembangunan Nasional atau UPN Veteran Jakarta mengadakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) bertajuk ‘ Sinergi Pendidikan dan Kesehatan : Pembentukan Tim Mutu Kesehatan untuk Pencegahan dan Pengendalian Skabies di Lingkungan Pondok Pesantren’.
Tim PKM ini terdiri dari tiga dosen, yaitu Yosha Putri Wahyuni, Isniani Ramadhani dan Melly Kristanti, yang mendapat dukungan dari dua mahasiswa FK UPN “Veteran” Jakarta, yaitu Salsha Nurhanida Virgo Asmodiwati dan Husna Mujahidah di Pondok Pesantren Darul Na’im Yapia, Waru jaya, Parung, Bogor, Jumat, 7 Juni 2024.
Dosen FK UPN Veteran Jakarta Yosha Putri Wahyuni mengatakan World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 mengakui skabies sebagai Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected Tropical Disease/NTD) suatu kondisi yang seringkali diabaikan karena dianggap tidak mengancam jiwa, sehingga penanganannya menjadi rendah. Namun sebenarnya, penyakit ini dapat berkembang menjadi kronis dan serius serta dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.

“Sensasi gatal yang sangat menganggu di malam hari bisa menyebabkan penderita tidak bisa tidur sama sekali. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi penderita di pagi hari. Selain itu, ketahanan terhadap kesehatan dan pendidikan juga akan menurun,” kata Yosha.
Yosha menjelaskan bahwa penyakit skabies dapat menyebar melalui kontak langsung seperti kulit bersentuhan dengan kulit, berjabat tangan, tidur bersama atau melalui hubungan seksual. Selain itu, penularan juga bisa terjadi secara tidak langsung, seperti melalui penggunaan pakaian, handuk, sprei, bantal dan selimut secara bergantian.
“Penyakit skabies memiliki potensi untuk menular dengan cepat didalam suatu komunitas, contohnya di pondok pesantren. Terutama jika sanitasi di tempat tersebut kurang memadai,” papar Yosha.
Terkait Kegiatan PKM ini, Yosha mengatakan, berbentuk pelatihan dan pendampingan agar terbentuknya tim mutu kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian skabies di lingkungan pondok pesantren. Kegiatan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ketiga, keempat, dan keenam.

“Dengan mempertimbangkan isu-isu yang telah dijelaskan, kegiatan PKM ini menargetkan sasaran strategis (mitra) adalah santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Darun Na’im Yapia, Waru Jaya, Parung, Bogor,” katanya.
Sebelum pelaksanaan kegiatan PKM, informasi disampaikan kepada pihak pondok pesantren melalui flyer yang didistribusikan menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp.
Yosha merinci kegiatan diawali dengan pengisian kuesioner pre-test tentang ketahanan kesehatan, mutu pelayanan dan kerjasama tim di pondok pesantren dalam upaya pencegahan dan pengendalian skabies.
“Tahap kedua diberikan pengantar terkait pembentukan tim mutu Kesehatan (ketahanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan dan kerjasama tim) untuk pencegahan dan pengendalian skabies di lingkungan pondok pesantren dengan narasumber dr. Isniani Ramadhani, M.H,” kata Yosha
Kemudian, pada tahap ketiga memberikan pelatihan terkait pemeriksaan fisik untuk pencegahan dan pengendalian skabies di Pondok Pesantren dengan menggunakan senter, kaca pembesar, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, handschoon, papan tulis, penghapus dan spidol serta pengisian lembar DeScab (Deteksi Scabies).
Tahap keempat, lanjut Yosha, membuka forum diskusi/tanya jawab. Sedangkan tahap kelima pembentukan tim mutu kesehatan yang berjumlah sebanyak 8 orang, terdiri dari 2 santri, 2 santriwati, 2 musrif dan 2 musrifah.

“Dalam forum tanya jawab para santriwan dan santriwati menunjukkan semangat yang luar biasa terhadap materi PKM. Mereka aktif bertanya, menyampaikan berbagai permasalahan, serta berbagi pengalaman,” terang Yosha.
Setelah mendapatkan materi dan pelatihan, santriwan dan santriwati diminta untuk mengisi kuesioner post-test guna mengukur pemahaman mereka mengenai pembentukan tim mutu kesehatan yang mencakup ketahanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan, dan kerjasama tim.
“Terbentuknya tim mutu kesehatan dipondok pesantren dapat berkontribusi dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya promotif dan preventif sehingga penyakit menular terutama scabies yang seringkali terjadi di pondok pesantren dapat dicegah dan dikendalikan, mengingat pentingnya tim kesehatan ini maka evaluasi dari pembentukan tim kesehatan di pondok pesantren ini perlu dilakukan secara berkala,” ucap Yosha.