Jabaran.id – Sejumlah konsumen Vision Pro memilih untuk mengembalikan perangkat anyar dari Apple ini karena mengalami ketidaknyamanan saat menggunakan teknologi Virtual Reality (VR). Apakah ini merupakan tanda-tanda bahaya dari penggunaan gawai tersebut?
Vision Pro menarik perhatian dunia setelah resmi dirilis di Amerika Serikat pada awal Februari 2024 dengan harga US$3.499 atau sekitar Rp55 juta. Kemunculannya memicu antusiasme tinggi dari penggemar produk Apple.
Namun, antusiasme tersebut tidak berlangsung lama. Hanya dalam waktu dua pekan setelah peluncuran, sejumlah pengguna memutuskan untuk mengembalikan produk tersebut.
Beberapa pengguna mengeluhkan ketidaknyamanan yang mereka rasakan saat menggunakan Apple Vision Pro. Mereka mengalami gejala seperti pusing, mual, dan tegang pada mata setelah menggunakan perangkat tersebut.
“Meskipun sangat menakjubkan untuk digunakan seperti yang saya harapkan, namun terlalu tidak nyaman untuk dipakai, bahkan untuk waktu yang singkat, karena beratnya dan desain talinya. Saya ingin menggunakannya, tetapi takut untuk memakainya,” kata salah satu pengguna Vision Pro, Parker Ortolani, seperti dilansir oleh The Verge.
Namun, apakah produk Apple Vision Pro memang berbahaya bagi kesehatan?
Menurut Arvind Saini, juru bicara American Academy of Ophthalmology, apa yang disampaikan oleh para pengguna Vision Pro hanyalah keluhan umum yang sering diungkapkan oleh pengguna teknologi serupa. Dia menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait hal tersebut.
“Terlepas dari kepercayaan yang banyak diyakini orang, duduk terlalu dekat dengan TV tidak merusak mata. Mitos tentang layar kaca yang merusak mata juga tidak benar,” ujarnya.
Mata yang merah dan iritasi biasanya disebabkan oleh kurangnya berkedip saat menggunakan perangkat tersebut. Ketegangan pada mata juga bisa disebabkan oleh fenomena yang disebut konflik vergence-accomodation, di mana otak mengalami ketidaksesuaian antara realitas dan objek yang dilihat.
Sementara itu, gejala pusing dan mual sering terjadi karena pengguna melihat gambar yang bergerak, yang kemudian memicu otak untuk menciptakan ilusi gerakan, meskipun pengguna sebenarnya sedang diam.
“Meskipun gejala-gejala ini terkadang tidak nyaman, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa layar digital apa pun, termasuk alat seperti perangkat VR, berbahaya bagi kesehatan mata,” jelasnya.
Meskipun masih ada kekurangan bukti ilmiah mengenai dampak buruk dari penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), pengguna tetap diingatkan untuk menggunakan teknologi tersebut dengan bijak.
Dalam panduan penggunaannya, Apple merekomendasikan agar pengguna Vision Pro menggunakan perangkat tersebut secara sewajarnya dan beristirahat setiap 20-30 menit.
Beberapa Pengguna Sudah Mencoba untuk “Meretas” Device
Sudah tak heran apabila semenjak kemunculan Apple Vision Pro sudah banyak pengguna yang berencana untuk memenuhi fantasi mereka. Meski saat ini rencana mereka gagal, namun sudah ada beberapa pengguna yang tengah berusaha meretas device untuk digunakan sesuai “keinginannya”.
Bahkan tak lama setelah Apple Vision Pro rilis, telah muncul subreddit bertajuk r/applevisionpronsfw. Dimana didalamnya berisi para hacker yang tengah berusaha menembus pemblokiran konten dewasa dari Apple. Entah kapan proses peretasan akan selesai, namun mengingat “antusias” beberapa penggunanya, tak heran apabila peretasan dapat berhasil dalam waktu dekat. (*)